Hal itu terbukti. Baru satu bulan berproduksi, sudah cukup banyak peminat keripik hasil kreasi mereka. Hebatnya lagi, usaha yang dirintis dari modal patungan dengan nominal di bawah Rp 1 juta ini, memiliki omset yang cukup lumayan. Heri menyebut, dalam tiga kali produksi mereka mampu meraup omset Rp 1 juta.
“Alhamdulillah, sejak ada usaha ini kami sekarang lebih mudah untuk makan dibanding sebelumnya. Karena banyak yang mengatakan sekarang tambah gemuk,” tuturnya sambil terkekeh.
Selain omset yang lumayan, peminat keripik buah mereka pun semakin bertambah. Tidak hanya sebatas di Kota Tanjungpinang, namun sudah sampai juga ke Kota Batam.
Heri juga mengakui, ada juga distributor dari Provinsi Riau yang tengah menjajaki untuk bekerjasama menyalurkan produk mereka di sana.
“Sekarang kami tinggal menunggu perizinan layak edar,” katanya.
Melihat perkembangan yang cukup positif dari usaha mereka. Di awal Januari 2020 lalu, mereka menyambangi klinik kemasan milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Kepri.
Disperindag Kepri pun memberi respon positif dengan akan melakukan upgrade kemasan produk mereka. Maklum, saat ini kemasan mereka masih tergolong cukup sederhana, hanya dari kertas pembungkus nasi dan ditempeli nama brand produk mereka.