TANJUNGPINANG (HAKA) – Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Umum PDAM Tirta Kepri, Hindrayati membantah, bahwa lubang yang ditutup plat besi menjadi penyebab kecelakaan lalulintas (lakalantas), hingga ada warga yang meninggal beberapa waktu lalu.
“Kami sudah kirim tim untuk memeriksa, dan hasilnya memang benar tanahnya turun akibat tekstur tanahnya itu sendiri,” jelasnya kepada hariankepri.com, Senin (24/6/2024).
Lebih lanjut, ia mengatakan, bahwa pihak PDAM Tirta Kepri melakukan perbaikan pipa bocor hingga menggali di Jalan DI Panjaitan, Km 7 Tanjungpinang pada Selasa 18 Juni 2024.
“Saat semua pekerjaan sudah selesai, tim membersihkan semuanya saat itu juga. Sedangkan kejadian lakalantas itu terjadi di hari Kamis (20/6/2024) malam,” sebutnya.
Ia menerangkan, setelah pihaknya memeriksa dan menggali lubang tersebut, pihaknya langsung menutup lubang bekas galian menggunakan semen. Kemudian, pihaknya juga memberi plat besi di atas penambalan lubang dari semen.
“Kami juga memberikan rambu-rambu dan lampu penerangan untuk malam hari. Supaya pengguna jalan tahu bahwa ada bekas pengerjaan di situ,” tukasnya.
Sebelumnya, Eki, salah satu keluarga korban kecelakaan lalulintas (lakalantas) tunggal, Kamis (20/6/2024) malam lalu, merasa dirugikan oleh galian lubang PDAM Tirta Kepri, yang membuat keluarga mereka meninggal dunia.
Eki menjelaskan, bahwa saat itu adiknya (DF) baru saja pulang kerja dari PT Prendjak di Batu 8, dan hendak menjemput kawannya di kawasan Sei Jang.
“Adik saya itu jatuh di lokasi itu karena ada plat besi yang menutupi lubang, dan diperkirakan terseret 50 meter dari lokasi bekas galian itu,” paparnya.
Selain itu, ia juga mengungkapkan, bahwa pihak keluarganya akan mencoba untuk membuat laporan polisi, karena merasa dirugikan dengan adanya lubang tersebut.
“Ada satpam Pegadaian di sekitaran situ yang bilang kalau sebelum kejadian adik saya jatuh, juga ada orang yang terjatuh lebih dahulu. Berarti memang lubang itu membahayakan pengendara,” imbuhnya.
(dim)