TANJUNGPINANG (HAKA)-Peta politik menjelang Pilwako Tanjungpinang 2018 mendatang makin hangat, setelah empat partai bergabung dalam koalisi Anakpinang, ditambah lagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang notabenenya sebagai partai penguasa di Tanjungpinang, sudah menggelar Rapat Kerja Cabang (Rakercab) tahun 2017.
Pemerhati Politik Tanjungpinang DR Suradji M.Si mengatakan, paling banyak dalam pilwako mendatang akan diikuti oleh 3 pasang calon. Pertama yang sudah jelas adalah petahana Lis Darmansyah. Politisi PDIP ini pasti akan disung kembali, karena PDIP sendiri tidak perlu memerlukan koalisi sudah bisa mengajukan pasangan calon sendiri.
“Kalau PDIP tak berkoalisi sah-sah saja. Apalagi wacana mereka, PDIP mau berkoalisi dengan rakyat. Dan yang memungkinkan jadi pasangannya adalah Maya Suryanti yang juga anak mantan wali kota Suryatati A Manan,” jelasnya.
Pasangan kedua adalah, yang akan diusung nanti oleh Koalisi Anakpinang (Golkar-Demokrat-PPP-PKPI). Yang memungkinkan diusung adalah Ade Angga-Pepy Chandra.
“Realita politiknya seperti itu. Karena tokoh menonjol di internal koalisi ini adalah dua figur itu. Kecuali kalau Husnizar Hood mau terjun lagi. Bisa jadi Husnizar-Ade,” sebutnya.
Nah pasangan ketiga yang akan muncul adalah poros Hanura. Partai besutan Oesman Sapta Odang ini cukup menggandeng satu partai lagi di DPRD Tanjungpinang, sehingga cukup untuk mengajukan calon.
“PKS dan PAN yang belum berafiliasi dengan koalisi manapun, jadi partai ini bisa diajak Hanura untuk koalisi,” jelasnya.
Nah dari koalisi Hanura ini nantinya, bisa mengajukan satu nama yang juga berpotensi kuat menjadi Wali Kota Tanjungpinang, yakni H Syahrul. Sebab semua juga tahu, H Syahrul masih non parpol tapi punya elektabilitas yang tinggi dibanding calon lainnya.
“Saya memprediksi paling banyak 3 calon. Kalau 3 calon, ini menguntungkan PDIP dan petahana. Karena suara akan terpecah banyak, dan tentu ini bagus buat Lis dan PDIP,” paparnya.
Namun, kata Suradji, apabila koalisi Anakpinang menggandeng Hanura dan mengusung H Syahrul dengan Ade Angga, sehingga muncul hanya dua pasang calon, maka ini akan menjadi pertarungan berat buat Lis dan PDIP. Sebab, koalisi besar dan elektabilitas Syahrul yang tidak jauh beda dengan Lis akan menjadi modal utama koalisi penantang Lis.
“Kalau pada pilwako hanya dua pasang, maka PDIP harus waspada. Tapi kalau lebih dari pasang, peluang Lis memimpin dua periode terbuka lebar,” tutupnya. (fik)