Site icon Harian Kepri

Pemdes Mapur Sukses Kembangan Ayam Petelur, Warga Tak Perlu ke Kijang Lagi

Anggota Babinsa Desa Mapur sedang memperlihatkan telur ayam ras milik Pemdes Mapur yang dikelola oleh BUMDes-f/istimewa-pemdes mapur

BINTAN (HAKA) – Pemerintah Desa (Pemdes) Mapur telah menganggarkan program ketahanan pangan, berupa ayam petelur untuk masyarakat di desa tersebut sejak tahun 2023 silam.

Kepala Desa (Kades) Mapur, Abdul Razak mengatakan, pihaknya merealisasikan dana hibah sekitar Rp 100 juta lebih untuk kebutuhan usaha ayam petelur.

“Pemdes yang membeli bibit ayam 200 ekor, pakan, serta bangun kandangnya. Dan kelompok warga yang memelihara serta proses ayam untuk petelur,” ucapnya, Kamis (17/10/2024).

Alhasil kata dia, usaha pangan Desa Mapur itu berjalan sesuai harapan masyarakat. Yakni, ayam dapat memproduksi telur pertama kali dengan ukuran kecil kategori 4 pada Juni 2023.

“Beberapa bulan kemudian, ayam ras itu bertelur ukuran lebih besar lagi dengan kategori 3,” jelasnya.

Menurut Razak, mulai tahun 2024, produksi telur ayam di desa nya mulai meningkat. Dan saat ini telah memproduksi sekitar 200 butir per hari kategori kelas dua.

Bahkan, telur-telur ayam ras yang dihasilkan oleh kelompok usaha itu telah dipasarkan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mapur kepada warung-warung warga yang ada di wilayah Desa Mapur.

“Sistemnya, BUMDes selaku distributor, menjual telur ayam ke warga, dan menjual pakan ke kelompok. Sedangkan para pekerja fokus untuk memelihara ayam dan membersihkan kandangnya,” jelasnya.

Dengan harga jual sesuai di pasaran Desa Mapur yakni, telur kelas tiga seharga Rp 250 ribu per paket sebanyak 5 papan. Sedangkan, ukuran kelas dua seharga Rp 270 ribu per paket sebanyak 5 papan.

“BUMDes Mapur tidak menjual per butir. Cukup di warung-warung saja yang jual per butir nya,” jelasnya.

Menurut Razak, distribusi penjualan telur ayam itu telah memberikan dampak positif terhadap warganya. Kebutuhan salah satu komoditas pangan untuk warganya telah ada di Desa Mapur.

“Sekarang warga Mapur merasa senang dengan hasil ayam bertelur itu,” tambahnya.

Jadi, warga Mapur tidak lagi menyeberang ke Kijang Kota untuk membeli telur ayam ras. Selama ini, warga Desa Mapur belanja telur di Kijang naik kapal pompong selama dua jam, dengan pulang pergi sewa kapal Rp 100 ribu. (rul)

Exit mobile version