Site icon Harian Kepri

Pemkab Pastikan, Bintan Bebas dari Virus Nipah

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, drh Iwan Berri Prima-f/istimewa-dok pribadi

BINTAN (HAKA) – Kepala Bidang (Kabid) Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bintan, drh Iwan Berri Prima memastikan, Virus Nipah yang saat ini terjadi di India, belum ada terdeteksi di Bintan.

“Belum ada laporan kasus penyakit Nipah pada hewan. Kami imbau warga tidak perlu panik,” katanya, kepada hariankepri.com, Sabtu (30/9/2023).

Berry menjelaskan, penyakit Nipah merupakan penyakit emerging zoonotik. Yaitu, penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya, yang disebabkan oleh virus Nipah yang termasuk ke dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

“Penyakit ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya,” jelasnya.

Menurutnya, ada terdapat beberapa cara untuk mengantisipasi pencegahan penyakit nipah. Di antaranya, tidak mengonsumsi nira/aren langsung dari pohonnya, karena kelelawar dapat mengontaminasi sadapan aren pada malam hari.

“Oleh karenanya perlu dimasak sebelum dikonsumsi. Kemudian, cuci dan kupas buah secara menyuluruh dan buang buah yang ada tanda gigitan kelelawar,” paparnya.

Kemudian lanjutnya, hindari kontak dengan hewan ternak seperti babi, kuda yang kemungkinan terinfeksi virus Nipah.
“Apabila terpaksa harus melakukan kontak, maka menggunakan APD,” pesannya.

Khusus bagi petugas pemotong hewan, sarung tangan dan pelindung diri harus digunakan sewaktu menyembelih atau memotong hewan yang terinfeksi virus Nipah.

Dia menegaskan, hewan yang terinfeksi virus Nipah tidak boleh dikonsumsi. Serta diharuskan mengonsumsi daging ternak secara matang dan terapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti membersihkan tangan secara teratur, etika bersin.

“Peternak juga diminta agar melaporkan kepada dokter hewan dinas atau petugas paramedik veteriner di lapangan jika menemukan hewan ternaknya menunjukkan gejala sakit,” pungkasnya.(kar)

Exit mobile version