TANJUNGPINANG (HAKA) – Seiring dengan penataan pusat pemerintahan Provinsi Kepri di Dompak, banyak infrastruktur yang diperbaharui. Termasuk juga melengkapi ruas jalan-jalan di Dompak dengan memberi nama jalan.
Sayangnya, penamaan jalan yang dilakukan Pemprov Kepri ini banyak menuai kritikan, sebab mayoritas penulisan nama jalan salah.
“Tulisan Arab Melayunya salah, latinnya salah, penamaan gelar tokoh juga banyak yang salah,” ungkap Tokoh Melayu Kota Tanjungpinang, Teja Alhabs.
Teja menyarankan, agar sebaiknya semua plang penamaan jalan di Dompak dicabut untuk sementara, sambil dilakukan revisi.
“Jangan sampai ini menimbulkan perdebatan di masyarakat. Apalagi penamaan gelar kesultanan itu tidak sembarangan,” beber budayawan Kepri ini kepada hariankepri.com, Jumat (28/12/2018).
Teja mengatakan, banyak pihak yang bisa dimintai data yang valid soal penulisan Arab Melayu, maupun terkait kebenaran nama-nama tokoh yang dijadikan nama jalan.
“Contohnya Jalan Syekh Ahmad Yunus Lingga, tulisan Arab Melayunya salah karena ada tambahan kata Sultan,” urainya.
Untuk itu pria yang juga Presiden Penyair Tarung ini meminta agar Pemprov Kepri segera merevisi, lalu melibatkan Lembaga Adat Melayu (LAM), dinas kebudayaan, atau bahkan para tokoh budaya dan sejarawan dalam menulis nama-nama jalan tersebut.
“Di Pinang ni banyak yang tau dan paham, makanya saran saya segera cabut dulu lalu revisi,” tutup pemilik Kedai Kopi Sekanak ini mengakhiri. (fik)