TANJUNGPINANG (HAKA) – Aksi unjuk rasa mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) akhirnya berlangsung ricuh, Selasa (20/02/2018).
Kericuhan dipicu karena aksi petugas keamanan UMRAH yang mematikan api di depan kantor rektorat. Merasa tidak senang, mahasiswa langsung melempari pintu rektorat UMRAH dengan batu dan gelas air mineral.
Melihat situasi yang tidak kondusif, personel kepolisian yang sejak aksi berada di depan kampus Umrah merangsek masuk dan membubarkan aksi mahasiswa.
Tak hanya itu polisi juga mengerahkan mobil water canon untuk membubarkan aksi mahasiswa. Sempat terjadi aksi saling dorong antara mahasiswa dan pihak kepolisian.
“Ini kampus kami. Polisi tidak berhak masuk ke sini,” teriak mahasiswa.
Selain itu, terlihat pihak kepolisian mengamankan satu orang mahasiswa yang dianggap sebagai provokator saat terjadi kericuhan antara polisi dan mahasiswa.
Aksi kali ini merupakan imbas dari pernyataan Rektor Umrah Prof Syafsir Akhlus pada aksi unjuk rasa pekan lalu, yang menyebut jika ia tidak mengerti dengan tuntutan mahasiswa pada saat demo tersebut.
“Kami merasa aneh karena rektor mengaku tidak mengerti dengan tuntutan kami,” ujar Presiden Mahasiswa (Presma) UMRAH Putra dalam orasinya.
Mahasiswa juga menuntut agar pimpinan UMRAH dapat memberikan kepastian dan jawaban terkait semua tuntutan mahasiswa pada saat demo pekan lalu.
“Jika tidak maka mahasiswa akan mengambil alih pimpinan UMRAH,” teriak mahasiswa.
Di awal aksi rektor Prof Syafsir Akhlus sempat menemui mahasiswa. Namun, pada saat aksi bakar ban rektor memilih masuk ke dalam rektorat. Selain itu, ada juga aksi mandi lumpur yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai bentuk kekecewaan terhadap pimpinan UMRAH. (kar)