NATUNA (HAKA) – Tingginya gelombang laut di Pulau Natuna tidak mengganggu pendistribusian solar dan premium ke Kecamatan Pulau Subi dan sekitarnya. Bahkan pengiriman solar dan premium ke pulau tersebut sudah dilakukan sebelum cuaca ekstrem datang.
Zamiri salah satu pemilik pangkalan minyak Cahaya Subi mengatakan, stok solar miliknya masih cukup untuk sampai ke bulan Maret mendatang.
“Alhamdulillah untuk stok minyak solar dan premium di pangakalan kita cukup sampai bulan depan,” kata Zamiri saat dihubungi melalui ponsel wartawan, Jumat (17/2).
Dijelaskannya, setiap bulan Kecamatan Subi mendapat kuota solar 35 ton. Jumlah itu didistribusikan kepada dua pangkalan minyak di Subi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kapal nelayan dan masyarakat Subi.
“Saya dapat jatah solar 25 ton, dan kawan saya pangkalan minyak Subi Bersaudara dapat jatah 10 ton. Dari jumlah itu, tidak serta merta habis dalan satu bulan. Karena tergantung pada aktivitas nelayan yang pergi melaut,” jelasnya.
Sedangkan untuk premium, sambung Zamiri, dirinya mendapat DO dari APMS sebanyak 15 ton per bulan. Jumlah itu untuk mencukupi kebutuhan minyak di Pulau Subi Kecil dan Subi Besar. “Sejauh ini semuanya aman dan terkendali. Untuk pendistribusian BBM tidak ada kendala dan masih tercukupi,” paparnya.
Hanya saja kata Zamiri, belum lama ini dirinya mendapat informasi bahwa pemerintah Kecamatan Subi mengeluarkan surat rekomendasi untuk izin usaha pangkalan minyak baru. Padahal menurutnya, hal itu tidak perlu lagi lantaran DO yang diberikan pemerintah untuk Subi selama ini masih mencukupi dan berlebih.
“Jadi bagaimana ya, dua pangkalan untuk sekelas Kecamatan Subi ini kan sudah cukup. Kenapa harus ditambah lagi. Justru kalau ditambah pangkalan satu lagi saya khawatir akan rawan penyelewengan. Sebab ini minyak subsidi,” ungkap Zamiri.
Zamiri berharap, pemerintah dalam hal ini Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kepri, mengkaji kembali jika hendak mengeluarkan izin terkait penambahan pangkalan minyak di Subi. Karena jumlah pangkalan yang ada sudah lebih dari cukup.
“Kalaupun nanti sampai disetujui, kami akan ikut memantau untuk pendistribusian BBM nya itu kepada siapa saja. Karena ini minyak subsidi hanya untuk kalangan masyarakat dan bukan untuk industri,” tutupnya. (fer)