TANJUNGPINANG (HAKA) – Setiap menjelang pergantian tahun, pedagang kembang api dan terompet selalu memenuhi trotoar di Tanjungpinang.
Momen ini biasanya menjadi kesempatan emas bagi mereka untuk meraup keuntungan. Tapi, di pergantian tahun kali ini, penjualan kembang api dan petasan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Andre, seorang pedagang yang membuka lapak di Jalan DI Panjaitan Batu IX, mengatakan, penurunan ini sudah terasa sejak beberapa tahun terakhir, bahkan terbilang mencapai sekitar 50 persen.
“Penjualan kembang api pada perayaan Nataru kali ini benar-benar anjlok,” ujarnya, kepada hariankepri.com, Sabtu (4/1/2025).
Menurut Andre, banyak pembeli yang kini lebih memilih barang yang lain untuk rayakan malam tahun baru. Selain itu, persaingan dengan penjualan secara online yang semakin berkembang, turut memperburuk kondisi tersebut.
Hal senada juga disampaikan oleh pedagang petasan di Jalan Raja Haji Fisabilillah, Ilham. Menurutnya, meskipun telah memasuki puncak musim penjualan, omset yang didapat tahun ini jauh lebih rendah.
“Penjualan kembang api malam tahun baru kemarin jauh dari yang diharapkan,” katanya.
Untuk harga, ia menawarkan berbagai jenis kembang api dengan harga mulai dari Rp 5 ribu untuk ukuran kecil, hingga ratusan ribu rupiah untuk jenis yang lebih besar.
Untuk terompet sendiri, kata dia, dijual dengan harga antara Rp 7 ribu hingga Rp 35 ribu, tergantung ukuran dan model.
“Pada malam tahun baru lalu, yang banyak dibeli adalah petasan ukuran besar. Tapi jumlah pembelinya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” tutupnya. (dim)