SINGAPURA (HAKA) – Presiden Singapura, Halimah Yacob akan purna tugas, setelah menjabat sebagai Presiden Singapura sejak 14 September 2017 lalu, sampai Kamis (14/9/2023) mendatang.
Menariknya, politikus senior Singapura yang juga istri pengusaha Mohammed Abdullah Alhabshee itu rupanya pernah berjualan nasi padang.
Halimah yang tercatat sebagai presiden perempuan pertama Singapura ini, juga memutuskan untuk tidak mencalonkan kembali, pada perhelatan pemilihan presiden tahun 2024.
Selama masa jabatannya sebagai Presiden Singapura, Halimah Yacob telah berperan sebagai pemimpin, yang mewakili negara tersebut dalam berbagai acara dan upacara kenegaraan.
Pada, Sabtu (2/9/2023) kemarin, Tharman Shanmugaratnam resmi terpilih menjadi Presiden Singapura yang baru, dan akan menggantikan Halimah Yacob setelah mengalahkan 2 pesaingnya Ng Kok Song dan Tan Kin Lian. Tharman meraih 70,4 persen suara, sedangkan Song mendapat 15,72 dan Lian 13,88 persen.
Kembali ke Halimah, dalam profilnya, orang tua (ayah) Halimah meninggal saat ia berusia 8 tahun. Sejak itu sang Ibulah yang membesarkannya dengan empat saudara laki-lakinya. Mereka tinggal di satu petak kamar di sebuah apartemen di jalan Hindu, Singapura.
Saat usia 8 tahun, Halimah harus bangun sebelum matahari terbit. Sebelum berangkat sekolah, dia membantu ibunya berjualan nasi padang di sebuah gerobak dorong di Shenton Way.
Dikutip dari The Strait Times edisi 7 Agustus 2017, masa-masa dia sekolah di Singapore Chinese Girls ‘School dan Tanjong Katong Girls’ sangat menegangkan.
Terkadang Halimah harus mengerjakan tugas di sela mengelap meja dan mencuci piring. Musabab keterbatasan ekonomi tak jarang dia harus nunggak membayar biaya sekolah.
Semangat Halimah untuk meneruskan pendidikan tak kendur. Selepas SMA dia mendaftarkan diri ke Fakultas Hukum Universitas Singapura. Lagi-lagi dia tak tahu dari mana biaya kuliahnya nanti.
Namun, kecerdasannya membuat Halimah mendapatkan beasiswa dari Islamic Religious Council of Singapore sebesar 1.000 dolar Singapura.
Sang kakak yang saat itu juga sudah bekerja juga membantu 50 dolar Singapura per bulan. Halimah menyelesaikan kuliah pada 1978, dan kemudian bergabung dengan National Trades Union Congress (NTUC) sebagai divisi hukum. Dia aktif memperjuangkan hak-hak pekerja.
Pada 1999-2001, Halimah tercatat sebagai orang Singapura pertama yang duduk di lembaga buruh internasional (International Labour Organisation/ILO). Tahun 2001 dia terjun ke dunia politik dan terpilih sebagai anggota parlemen Singapura dari Partai Aksi Rakyat (People’s Action Party/PAP).
Pada 2013, Halimah menjadi perempuan pertama yang menjabat Ketua Parlemen (Group Representation Constituency) Singapura. Dan di hari Minggu, 6 Agustus 2017 dia mengumumkan maju di pemilihan Presiden Singapura.
Halimah Yacob tidak perlu menjalani proses pemungutan suara secara nasional untuk bisa menjabat Presiden Singapura yang baru, setelah kandidat lainnya gugur. Setelah terpilih sebagai Presiden Singapura, Halimah melakukan yang terbaik bagi rakyat di negeri Singa itu. (arp)