TANJUNGPINANG (HAKA) – Dua pekan terakhir, Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium mengalami kelangkaan di Tanjungpinang.
Hal ini terbukti, di sejumlah SPBU yang ada di Tanjungpinang, sangat jarang menyediakan premium. Berbeda dengan BBM jenis Pertalite dan Pertamax yang selalu ada.
Hal tersebut pun membuat masyarakat berasumsi ada unsur kesengajaan oleh Pertamina, supaya masyarakat beralih menggunakan pertalite.
“Mungkin, hal ini salah satu cara untuk mengalihkan konsumen supaya berpindah menggunakan pertalite,” ungkap salah satu warga, yang sedang mengisi BBM Pertalite di Km 10.
Menanggapi hal ini, Sales Branch Manager Pertamina Kepri, Fajar Wasis Satrio menepis adanya isu-isu tersebut.
“Bukan seperti itu, dan itu tidak benar,” ungkapnya, usai menghadiri peluncuran fuel card solar subsidi di SPBU Batu 10, Selasa (26/11/2019).
Menurutnya, kelangkaan premium karena sudah over kuota penyalurannya.
“Pada 30 Oktober 2019 lalu, kami sudah jelaskan bahwa kelangkaan itu karena over kuota penyaluran. Hingga 31 Oktober 2019 sudah over sampai 17 persen untuk premium,” ungkapnya.
Sehingga, pihak Pertamina melakukan penyesuaian, agar kuota premium tersebut bisa sampai di akhir tahun.
“Jadi, adanya anggapan pengalihan ke pertalite tersebut, tidaklah seperti itu dan tidak ada sama sekali pengalihan. Kita hanya menyesuaikan kuota,” ujarnya.
Saat ditanya kuota di beberapa SPBU Tanjungpinang yang biasanya 16 ton per hari, lalu berkurang menjadi 8 ton perhari?, Fajar menjawab, memang rata-rata di SPBU jatahnya 8 ton per hari.
“Memang ada juga yang mendapatkan 16 ton per hari. Itu lihat kondisi wilayah. Kalau wilayahnya jalur lintas, maka jatahnya 16 ton perhari,” pungkasnya.(zul)