TANJUNGPINANG (HAKA) – Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) di triwulan I 2018 tumbuh sebesar 4,47 persen.
Angka ini jauh lebih baik bila dibandingkan dengan triwulan yang sama pada tahun 2017 lalu yang hanya tumbuh sebesar 2,02 persen.
Berkat pertumbuhan tersebut, Provinsi Kepri kini berada di urutan 29 dari 34 provinsi se Indonesia, atau naik tiga peringkat bila dibandingkan dengan triwulan yang sama di tahun 2017.
Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Kepri Zunadi menjabarkan, di triwulan I tahun 2018 perekonomian Kepri mengalami kontraksi sebesar -0,93 persen bila dibandingkan denga triwulan IV tahun 2017.
Adapun kategori yang mengalami kontraksi terdalam yakni administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib -23,26 persen.
Kemudian pada kategori pengadaan listrik dan gas -6,70 persen, pertanian kehutanan dan perikanan -6,25 persen, penyediaan akomodasi dan makan minum -5,87 persen, real estate -5,81 persen, transportasi pergudangan -4,38 persen, dan industri pengolahan -1,42 persen.
“Sedangkan kategori yang mengalami pertumbuhan tertinggi yakni jasa lainnya sebesar 4,44 persen, konstruksi 3,22 persen, dan jasa perusahaan 2,30 persen,” paparnya, di Kantor BPS Provinsi Kepri, Senin (7/5/2018).
Pada triwulan I tahun 2018 ini industri pengolahan memiliki andil terbesar sebagai penopang struktur ekonomi Kepri yakni sebesar 35,92 persen. Kemudian diikuti sektor konstruksi sebesar 18,37 persen, dan sektor pertambangan penggalian sebesar 16,05 persen.
Kategori industri juga menjadi penyumbang tersebesar penopang pertumbuhan ekonomi Kepri di triwulan I tahun 2018 ini yakni sebesar 0,56 persen. Diikuti sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 0,13 persen. Terakhir dari sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,05 persen,” tandasnya.(kar)