Site icon Harian Kepri

Prof Soebroto: Industri Hulu Migas Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi RI

Suasana pembukaan 2nd Northern Sumatra ditandai dengan penekanan tombol simbolik di layar besar LED, di atas panggung secara bersama-sama oleh Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus, dan Kepala Daerah yang hadir-f/istimewa

MEDAN (HAKA) – 2nd Northern Sumatra Forum secara resmi dibuka, Kamis (27/10/2022), yang ditandai dengan penekanan tombol simbolik di layar besar LED, di atas panggung Ballroom Hotel Adimulia.

Adapun mereka yang menekan tombol secara bersamaan, yakni Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman, Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagut Rikky Rahmat Firdaus, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansyarullah.

Sedangkan, Gubernur Riau diwakili oleh Kadis ESDM Evarefita, Gubernur Kepri diwakili Kadis ESDM Darwin, dan Gubernur Aceh yang diwakili oleh Mahdinur.

Dalam sambutannya Fatar Yani menyampaikan, perlunya semangat kebangsaan dan langkah bersama untuk menjalankan kegiatan Industri hulu migas. Karena ke depan, perkembangan industri ini cukup menantang.

“Perlu semangat dan kerja keras untuk menemukan sumber tambahan produksi migas dan cadangan migas yang baru,” katanya.

Untuk mencapai itu, dapat melalui kegiatan eksplorasi dan pengeboran pengembangan yang masif di seluruh WK migas di Indonesia. Khususnya di Sumbagut, untuk mencapai visi hulu migas 2030.

“Mari terus kita bergandengan tangan dan sinergi antara pemerintah daerah, pusat dan Industri hulu migas di Wilayah Sumbagut untuk mencapai target nasional yang tentunya akan berdampak ke daerah,” tegasnya.

Usai ceremony pembukaan 2nd Northern Sumatra, acara dilanjutkan dengan Inspiration Talk yang menghadirkan mantan Menteri Pertambangan dan Energi, Prof Dr Soebroto.

Meski hadir melalui daring, namun pesan dan motivasi dari Prof Dr Soebroto mampu, membakar semangat peserta 2nd Northern Sumatra Forum.

“Industri hulu migas bukan sunset industri dan masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Republik Indonesia (RI),” tegasnya.

Untuk itu, Prof Soebroto berharap agar kepala daerah, harus mendukung industri migas. Hal ini guna mewujudkan target 1 juta barrel minyak per hari, dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari pada tahun 2030.

Dihadapan peserta NSF 2022, Prof Soebroto mengatakan, bahwa pekerja dan masyarakat yang mendukung industri hulu migas adalah pejuang migas.

“Selamat berjuang, industri ini masih menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Indonesia dan, industri migas bukanlah sunset industri, tapi sunrise industri,” pungkasnya.

Pria 99 tahun itu juga mengajak SKK Migas, KKKS dan stakeholder migas dan masyarakat, untuk tetap bersemangat menuju Indonesia Emas 2045. (arp)

Exit mobile version