Site icon Harian Kepri

Progres Terbaru Jembatan Babin, Ansar: Tahun Depan Sudah Dilelang

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad ketika mendampingi Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan dan Menko Polhukam, Mahfud MD ketika meninjau lokasi pembangunan Jembatan Babin, pada tahun 2021 lalu-f/istimewa-diskominfo kepri

JAKARTA (HAKA) – Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyampaikan, proses lelang Jembatan Batam-Bintan (Babin) dengan menggunakan anggaran APBN, ditargetkan sudah akan dimulai di awal tahun anggaran 2024 mendatang.

“Insya Allah, mudah-mudahan awal tahun depan nanti sudah dilelang yang APBN bersamaan dengan yang KPBU. Kita doakan bersama,”katanya, Minggu (14/5/2023).

Ansar menjelaskan, di tahun anggaran 2023 ini fokus pekerjaan yang dilakukan untuk pembangunan Jembatan Babin yakni penyelesaian soil investigasi.

“Jadi tahun ini fokus pada penyelesaian soil investigasi itu. Durasinya pekerjaannya itu sekitar 6 sampai 7 bulan,” jelasnya.

Terpisah, Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kepri, Stanley Cicero Haggard, menjelaskan, anggaran yang dibutuhkan untuk soil investigasi tersebut sekitar Rp 68 miliar.

“Kemarin pada April anggarannya sudah disetujui oleh Bapak Dirjen Bina Marga,” ujarnya.

Dia menjelaskan, alasan pengerjaan soil investigasi itu memakan waktu cukup lama, yakni sampai 6 hingga 7 bulan.

Hal itu, kata dia, karena lokasi pembangunan jembatan itu yang berada di laut dan Jembatan Babin ini juga nantinya akan menjadi jembatan terpanjang di Indonesia.

“Dari pengalaman-pengalaman pekerjaan jembatan panjang, yang paling bermasalah itu soil investigasi-nya. Jadi, ini kalau tidak dilakukan dengan baik, ini akan menimbulkan permasalahan penambahan biaya yang luar biasa,” paparnya.

Sejauh ini lanjutnya, paket pekerjaan soil investigasi itu sedang dalam tahap proses lelang. Dia menargetkan, proses lelang tersebut sudah akan rampung dalam waktu dua bulan.

“Jika pekerjaan soil investigasi ini selesai, soal lahan juga sudah selesai. Mudah-mudahan tahun depan jembatan ini sudah bisa dibangun,” pungkasnya.

Sebagai informasi soil investigasi adalah metode penentuan stratigrafi dan sifat fisik tanah yang akan menjadi tempat dibangunnya konstruksi.

Tujuan dari prosedur ini untuk menentukan apakah tanah tersebut sudah cukup kokoh untuk tempat mendirikan bangunan.

Terkait rencana pembangunan Jembatan Babin, Pemprov Kepri sendiri telah merampungkan kewajiban dengan membebaskan lahan seluas 26,138 hektar di wilayah Kabupaten Bintan.

Dengan rincian, di Kelurahan Tanjung Permai, Kabupaten Bintan dengan luas 24 hektar, dan di Kelurahan Tanjunguban Selatan, Kabupaten Bintan seluas 2,8 hektar

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad mengatakan, dengan telah rampungnya pembebasan lahan di Kabupaten Bintan tersebut, maka, harapan masyarakat Provinsi Kepri akan kehadiran Jembatan Babin akan terealisasi.

“Mudah-mudahan kerinduan masyarakat akan Jembatan Batam-Bintan ini bisa terwujud,” katanya, pada, Senin (8/5/2023) di Gedung Daerah, Kota Tanjungpinang.(adv)

Exit mobile version