TANJUNGPINANG (HAKA) – Sejak diberlakukannya kebijakan QR Code Pertamina pada 9 Desember 2024, para sopir angkot di kota Tanjungpinang ada beberapa yang terpaksa mengisi bahan bakarnya menggunakan bensin botolan.
Salah seorang supir angkot yakni Jhon, mengaku hal tersebut dilakukan, sebab banyak dari mereka yang belum memiliki QR Code tersebut:
“Saat datang ke SPBU untuk isi Pertalite tidak bisa, jadi kami isi botolan di warung aja,” ujarnya, kepada hariankepri.com, Sabtu (14/12/2024).
Ia mengakui, memang saat ini sudah ada beberapa angkot yang telah memiliki QR Code tersebut. Mungkin karena surat mereka lengkap jadi bisa daftar QR Code.
“Kalau kami surat kendaraan banyak yang pajaknya mati,” keluhnya.
Sopir angkot lainnya, Guntur menjelaskan, bahwa dirinya juga terpaksa membeli bensin botolan dengan harga Rp 17 tibu, dan ini membuat biaya bahan bakar mereka terasa lebih mahal.
“Namun tak ada jalan lain, kalau tidak isi bensin maka kami tak dapat penumpang,” ungkapnya.
Ia menyebut, bahwa penghasilan dari transporasi angkot semakin hari kian menurun. Karena kurangnya minat masyarakat untuk menggunakan jasa transporasi angkot yang sudah ada sejak lama ini.
“Pendapatan menurun namun biaya operasional makin mahal, kami berharap pemerintah dapat memberikan bantuan kepada kami,” tutupnya. (dim)