TANJUNGPINANG (HAKA) – Sejak beberapa tahun terakhir, desa wisata telah menjadi salah satu destinasi favorit bagi para wisatawan baik lokal maupun luar negeri ketika berwisata.
Sesuai konsepnya, desa wisata merupakan sebuah desa yang terintegrasi antara atraksi, akomodasi dan fasilitas pendukung.
Karena itu, desa wisata boleh disebut, sebagai destinasi wisata yang paling komplit. Sebab, di desa wisata memenuhi semua unsur wisata yang memiliki potensi daya tarik, seperti wisata alam, wisata budaya, dan wisata hasil buatan manusia.
Bila berbicara soal desa wisata, di Provinsi Kepri terdapat empat desa wisata yang layak untuk dikunjungi. Ke empat desa wisata di Kepri itu, masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Berikut keunggulan empat destinasi desa wisata di Kepri yang dirangkum hariankepri.com.
1. Desa Wisata Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang
Pulau yang juga dikenal sebagai Pulau Mas Kawin ini, pada tahun 2023 lalu, telah dinobatkan sebagai desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Tahun 2023.
Menurut Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno Pulau Penyengat memang sangat layak dijadikan sebagai desa wisata terbaik. Mengingat, pulau tersebut dahulunya merupakan pusat Kerajaan Riau-Lingga pada abad ke-18.
“Selain itu, Pulau Penyengat juga telah menjadi pusat perkembangan budaya Melayu, baik dalam khazanah ilmu keagamaan maupun kesusastraan,” katanya.
“Saya ingin mengucapkan selamat untuk Pulau Penyengat dan mendukung Pulau Penyengat menjadi pusat studi budaya Melayu,” sebutnya.
Sandi juga mengatakan, jika saat ini Pulau Penyengat sudah jauh lebih baik, jika dibandingkan dengan kunjungan pertamanya ke pulau itu pada Januari 2022 lalu.
“Ada banyak peningkatan sarana dan prasarana,” tuturnya.
2. Desa Wisata Resun
Desa Wisata Resun ini terletak di Desa Resun, Kecamatan Lingga Utara, Kabupaten Lingga. Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepri, Guntur Sakti mengatakan, di desa ini terdapat berbagai spot wisata yang bisa ditemukan, seperti air terjun sampai camping ground.
“Desa Wisata Resun juga dikenal dengan kegiatan menjelajahi hutan mangrove sepanjang 7 km yang ditempuh selama 45 menit,” sebutnya.
Daya tarik lainnya di desa ini yakni, adalah hutan mangrove berkelok, aliran sungai tenang, flora dan faunanya, serta ekosistem kunang-kunang.
Guntur menuturkan, jika ingin berwisata di desa ini, pengunjung bisa memesan paket tour mangrove seharga Rp 250 ribu.
“Biaya tersebut termasuk biaya retribusi, pompong max 12 orang, mineral water, edukasi sungai mangrove, sunset, kunang-kunang, life jacket, guide lokal, dan trip to pancur,” jelasnya.
3. Desa Wisata Mekar Jaya
Desa Wisata Mekar Jaya terletak di Kecamatan Bunguran Barat, Kabupaten Natuna. Kadispar Kepri, Guntur Sakti mengatakan, di tahun 2022 desa ini masuk sebagai 300 besar dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
“Destinasi wisata mangrove Desa Mekar Jaya berjarak sekitar 70 km dari Kota Ranai, dengan jarak tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit,” sebutnya.
Desa ini sendiri sambung Guntur, mulai ditata sejak September 2018 secara swadaya oleh masyarakat desa setempat.
“Melalui hasil swadaya itu masyarakat berhasil membangun 120 meter jalur pejalan kaki di sepanjang bibir sungai hutan mangrove mereka. Inilah keunikan dari Desa Mekar Jaya,” tuturnya.
Di desa ini, para traveler akan menikmati keindahan alam yang diselimuti dengan banyak pepohonan, yang membuat tempat wisata ini sangat cantik dan terasa seperti di dalam hutan.
4. Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip, Kota Batam
Di tahun 2022 Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip, masuk dalam 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia esia (ADWI) 2022.
Kadispar Kepri, Guntur Sakti menyebut, desa ini merupakan destinasi wisata ekowisata favorit bagi para wisman saat datang melancong ke Batam.
Guntur menyebut, Desa Wisata Kampung Tua Bakau Serip memiliki potensi wisata alam yang kuat, karena memiliki ekowisata hutan bakau Pandang Tak Jemu.
“Selain itu di desa ini juga terdapat juga kekayaan tradisi budaya dan sektor ekonomi kreatif yang beragam, seperti kerajinan tangan dari kerang dan eceng gondok, serta kuliner khas olahan gonggong,” paparnya.
Desa wisata ini juga memiliki keunggulan karena jarak yang cukup dekat dari Bandara Internasional Hang Nadim yaitu sekitar 14,2 kilometer.
“Keunggulan itulah yang membuat desa ini menjadi destinasi favorit bagi para wisman,” tuturnya.(kar)