TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemko Tanjungpinang melalui Dinas Pendidikan (Disdik) telah resmi meniadakan, program seragam gratis untuk tahun ajaran 2024/2025.
Ketika dimintai tanggapannya, mantan Wali Kota Tanjungpinang, Rahma mengaku cukup kaget dan prihatin, atas kebijakan Pemko Tanjungpinang, yang menghapus program yang sangat dinanti oleh masyarakat tersebut.
“Terus terang saya kaget, sedih dan prihatin pas dihubungi banyak orang yang menyampaikan masalah itu,” ucap Rahma saat diwawancarai hariankepri.com, melalui whatsapp, Senin (12/8/2024) malam.
Sebagai orang yang mencetuskan program itu bersama Almarhum Syahrul, Rahma juga tidak habis pikir dengan tim anggaran pemko, yang tega menghapus seragam gratis, karena adanya defisit anggaran.
“Kenapa harus bantuan masyarakat yang dikorbankan. Kan masih banyak kegiatan lainnya yang bisa ditunda,” ucapnya.
Sebagai orang yang pernah memimpin pemerintahan, Rahma mengaku cukup tahu, seperti apa pola penganggaran di pemerintahan. Ini adalah kebijakan, dan ada skala prioritas yang bisa dipilih dan dipilah.
“Kendati demikian, saya tetap bersyukur, waktu memimpin kemarin, program seragam gratis ini tuntas ditunaikan setiap tahunnya,” ujarnya mengakhiri.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Tanjungpinang, Teguh Ahmad, Senin (12/8/2024), mengumpulkan seluruh Kepala Sekolah (Kepsek) SD dan SMP se Tanjungpinang, di Aula SMP 4 Jalan Basuki Rahmat.
Teguh mengatakan, tujuan para kepsek ini dikumpulkan, untuk memberitahukan tentang keputusan pembatalan program seragam gratis tahun anggaran 2024.
“Dengan berat hati, kebijakan ini saya sampaikan, karena Pemko Tanjungpinang sedang mengalami defisit anggaran,” ujarnya kepada hariankepri.com, Senin (12/8/2024).
Teguh menjelaskan, bahwa program ini sebenarnya sudah mulai jalan, pada tahap syarat administrasi lelang pengadaan seragam gratis sekolah. Tapi akhirnya harus dibatalkan, karena masalah anggaran.
“Kemarin saya dihubungi Pak Sekda sebagai Ketua TAPD dan meminta agar program ini ditunda dulu, karena memang keterbatasan anggaran,” ungkapnya.
Lebih lanjut Teguh menyampaikan, bahwa sebelumnya dirinya sudah melobi Badan Anggaran (Banggar) DPRD Tanjungpinang, agar supaya tetap diberikan anggaran, dan menjalankan program ini.
“Saya sudah lobi, kalau pun tak bisa 4 pasang baju, minimal baju merah putih dan putih biru SMP saja yang diadakan. Ternyata anggaran tetap tak cukup,” ungkapnya.
Untuk itu kata Teguh, dirinya sengaja mengumpulkan semua kepala sekolah, agar menyampaikan berita yang tidak begitu bahagia ini kepada para orang tua murid.
“Bapak dan ibu kan yang dekat dan tau semua orang tua siswa, jadi tolong sampaikan permohonan maaf kami atas nama pemko dan dinas pendidikan yang belum bisa merealisasikan seragam gratis ini,” ucap Teguh menirukan penyampaiannya kepada para kepala sekolah. (zul)