TANJUNGPINANG (HAKA) – Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) Prof Syafsir Akhlus menyebut, kericuhan yang terjadi pada aksi unjuk rasa mahasiswa di Kantor Rektorat UMRAH diibaratkan seperti persoalan antara orang tua dan anak.
“Ini masalah orangtua dan anak saja. Jadi tadi itu hanya ada miss komunikasi,” ujarnya di hadapan awak media, Selasa (20/02/2018).
Dia memaparkan, kericuhan itu muncul karena mahasiswa merasa tidak puas dengan sikapnya yang memilih masuk ke ruangan saat aksi berlangsung.
Padahal kata dia, pada waktu itu ia sudah meminta kepada mahasiswa agar diberi kesempatan untuk menjelaskan penyelesaian semua tuntutan mahasiswa pada aksi pekan lalu.
“Tapi ternyata mereka tidak mau memberi kesempatan. Karena saya pikir kalau saya tidak diberi kesempatan untuk menjelaskan, saya izin masuk. Tapi prinsipnya semuanya sudah dijelaskan,” sebutnya.
Dia juga menyampaikan, dari empat tuntutan mahasiswa pada aksi pekan lalu. Tiga diantaranya dipenuhi. Yang mana kata dia, tuntutan mahasiswa yang meminta agar ia meminta maaf ke seluruh masyarakat Indonesia di media massa juga telah dilakukan.
Selain itu, soal transparansi laporan keuangan UMRAH juga kini telah dipublish di-website resmi UMRAH. Terakhir soal tuntutan agar rektor dapat mengundang Menristekdikti dan Gubernur Kepri juga telah dilakukan.
“Pada hari yang sama (pekan lalu,red) saya langsung mengirim surat ke menteri dan gubernur, tapi sampai saat ini belum ada balasan,” pungkasnya.(kar)