TANJUNGPINANG (HAKA) – Tim Satuan tugas penanganan penyebaran Covid-19 Kota Tanjungpinang, menggelar rapid test antigen kepada pengunjung dan pedagang yang ada di Pasar Bintan Center, Sabtu (3/7/2021)
“Saya mendukung apa yang dilakukan tim satgas Covid Kota Tanjungpinang, khususnya rapid test antigen secara massal,” tegas Anggota DPRD Kepri asal Tanjungpinang, Rudi Chua kepada hariankepri.com.
Rudi menyarankan, jika Pemko Tanjungpinang memiliki anggaran, maka sediakan satu tempat atau pusat tes antigen massal. Supaya masyarakat bisa secara sukarela melakukan rapid test antigen.
“Dari sekian banyak warga yang saya temui, ada dua hal yang membuat mereka takut untuk di-rapid,” ungkapnya.
Yang pertama, kata Rudi, soal biaya tes antigen yang di atas Rp 150 ribu sekali tes. Yang kedua, mereka takut hasilnya positif atau khawatir di-covid-kan oleh petugas.
“Saya sudah jelaskan, tidak mungkin tenaga kesehatan (nakes), meng-covid-kan orang. Mereka saja sudah menolak pasien dan sudah lelah menghadapi pandemi ini. Jadi tidak mungkin lah mereka covid-kan sembarangan,” ujarnya.
Menurutnya, tes antigen massal adalah cara terbaik memutus mata rantai. Artinya, pemerintah bisa mengantisipasi penularan dari Orang Tanpa Gejala (OTG) yang berkeliaran.
“Kita memang harus kejar, agar penularan bisa ditekan. Tes massal inilah cara paling efektif,” imbuhnya.
Sebelumnya, Wali Kota Tanjungpinang, Rahma mengatakan, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, mengingat banyak warga yang positif tapi masih berkeliaran di tempat keramaian.
“Mungkin semua orang berpikir, tindakan ini pasti ada pro dan kontra, tapi saya lebih mengedepankan bahwa jauh lebih baik mengantisipasi penyebaran,” tuturnya.
Buktinya saja, sambung Rahma, dari total 139 orang yang dilakukan rapid test antigen, terdapat 10 pedagang Bincen dan 2 pengunjung yang terkonfirmasi Covid-19.
“Pengunjung itu kebetulan dia lagi tak enak badan dan bersedia di rapid test, hasilnya positif. Memang hari ini dioptimalkan pemeriksaannya ke pedagang,” ujarnya. (fik)