TANJUNGPINANG (HAKA) – Pemko Tanjungpinang sedang mencari cara, agar Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diolah dari sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), bisa lebih banyak hasilnya.
Sekda Kota Tanjungpinang, Zulhidayat menyampaikan, hal itu dilakukan, karena PLN Tanjungpinang sudah menawarkan dan ingin berkontrak dengan Pemko Tanjungpinang, untuk membeli BBM jenis solar 250 liter per hari.
Namun kata dia, permintaan PLN itu masih dipertimbangkan, sebab di TPA Ganet, baru menghasilkan BBM 10 liter per hari. Produksi BBM di TPA Ganet belum banyak, karena sampah yang masuk relatif sedikit.
“Setiap hari masuk 100 ton, paling tidak harus 500 ton per hari. Karena untuk menghasilkan BBM harus sampah plastik tertentu,” katanya kepada hariankepri.com.
Ia menilai, jika permintaan PLN itu bisa diakomodir, tentunya bisa menghasilkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Tanjungpinang. Hal tersebut juga menjadi peluang bisnis bagi bank-bank sampah yang ada di Tanjungpinang.
Mantan Kadis PUPR Tanjungpinang itu pun mengaku, bahwa jajarannya sudah mencoba kolaborasi dengan PT Pegadaian agar bisa mengeluarkan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk menyediakan mesin destilator pengolah sampah jadi BBM, sehingga bisa disalurkan ke bank-bank sampah.
“Karena kalau hanya memanfaatkan mesin destilator milik DLH saja tidak cukup. Jika bank-bank sampah itu punya mesin juga, maka Insya allah bisa memproduksi 250 liter per hari,” tukasnya.(zul)