TANJUNGPINANG (HAKA) – Kawasan Street Food Bintan Center Tanjungpinang mulai ditinggal pedagang dan saat ini hanya menyisakan beberapa orang pedagang saja. Sepinya pembeli menjadi alasan pedagang satu persatu meninggalkan lokasi.
Salah satu pedagang Ari (nama samaran) mengungkapkan, sepinya pembeli lantaran pedagang tidak konsisten berjualan. Bahkan ada beberapa gerobak pedagang sejak awal tidak pernah berjualan.
“Sekarang banyak pedagang yang tidak jualan, sehingga pembeli pun makin malas mau datang kesini,” ujarnya dalam rekaman suara yang diterima hariankepri.com, kemarin.
Menurutnya, kondisi sepi ini sudah berlangsung pascalibur lebaran Idulfitri tahun 2024 lalu. “Pelan-pelan pengunjung mulai turun. Sampai sekarang, makin sepi,” tuturnya.
Pedagang lain Dini (nama samaran) mengungkapkan, sepinya pembeli ini diperparah lagi dengan kebijakan BUMD selaku pengelola kawasan Street Food Bintan Center.
Menurutnya, beberapa pedagang sudah berupaya untuk meramaikan lagi kawasan ini, dengan mengajukan lapak yang tidak ditempati pedagang dialihkan kepada yang lain.
Namun usulan tersebut terbentur kebijakan BUMD yang mengharuskan pedagang mau berjualan harus menyetorkan uang di muka sebesar Rp 4,5 juta. Padahal pedagang lama hanya diminta Rp 1 juta per bulan.
“Pedagang baru takut, belum tahu bisa balik modal atau tidak. Makanya mereka mundur,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, tidak ada upaya BUMD Tanjungpinang untuk menarik pengunjung agar mau datang. Kata dia, BUMD terkesan hanya mau mengambil uang sewa saja, tanpa upaya untuk menarik pengunjung datang.
Ia menambahkan, upaya yang bisa dilakukan BUMD dengan mengadakan berbagai event di akhir pekan supaya dapat menarik pengunjung datang.
“Sejak awal nyaris tak ada kegiatan promosi atau event yang digelar.Harusnya ada event setiap akhir pekan, biar orang mau datang,” tukasnya.
Sementara itu Dirut BUMD Tanjungpinang Guntoro tidak menjawab saat dihubungi hariankepri.com melalui sambungan telepon. (sah)
