TANJUNGPINANG (HAKA) – Program seragam gratis yang dijalankan Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Kepri di tahun pelajaran 2024/2025 menuai polemik dari para wali murid.
Sebab, para orang tua tetap harus mengeluarkan sejumlah uang jika ingin mendapatkan seragam lengkap untuk anaknya di tahun ajaran baru ini.
Hal itu disampaikan, Anggota Komisi II DPRD Kepri, Rudi Chua. Kepada hariankepri.com, Rabu (17/7/2024) malam, ia mengatakan, sejumlah wali murid mengadu kepadanya soal aturan seragam gratis tersebut.
“Karena banyak orang tua yang tidak tahu, kalau seragam gratis yang diberikan oleh Pemprov Kepri itu hanya seragam putih – abu-abu dan pramuka,” katanya.
Sedangkan, untuk seragam batik, olahraga, dan baju kurung para wali murid tetap harus membayar jika ingin mendapatkan ketiga baju seragam tersebut.
“Jadi para wali murid itu mengeluh. Katanya gratis, tapi ternyata masih harus bayar,” ucapnya.
Hal lain yang juga menjadi pertanyaan para orang tua, lanjut Rudi, yakni soal mekanisme pembelian seragam batik, olah raga, dan baju kurung yang menurut para orang tua sedikit janggal.
Karena, sekolah hanya memberikan formulir pemesan seragam milik salah satu toko, di mana dalam formulir itu berisikan rincian jenis baju seragam beserta harganya.
Berdasarkan daftar harga yang tertulis di formulir itu, untuk mendapatkan ketiga seragam tersebut, para wali murid harus merogoh kocek sekitar Rp 940 ribu.
Dengan rincian, baju batik Rp 275 ribu, baju kurung Melayu Rp 275 ribu, dan baju olahraga Rp 260 ribu, serta jilbab dengan harga Rp 40 ribu.
“Kalau menurut saya ini memang janggal, karena harusnya yang bertanggung jawab untuk masalah seragam ini sekolah atau Disdik, bukan justru malah diserahkan ke toko. Untuk harganya juga itu perlu ada pembahasan lagi,” paparnya.
Menurut Politisi Partai Hanura ini, polemik ini bisa terjadi karena Disdik Kepri kurang masif dalam menyosialisasikan program seragam gratis ini. Sehingga, para wali murid beranggapan jika program seragam ini, diperuntukkan bagi semua seragam. Namun, kenyataannya hanya dua seragam yang diberikan secara gratis dalam program ini.
“Kita minta Disdik Kepri segera menyelesaikan polemik ini dan untuk masalah harga seragam lain (batik, olahraga, dan kurung) yang harus dibeli oleh orang tua, itu juga harus dibahas. Supaya ada keseragaman,” tegasnya.
Sementara itu, Kadisdik Provinsi Kepri, Andi Agung tak merespon ketika hariankepri.com menghubunginya untuk meminta tanggapan atas polemik seragam gratis tersebut. (kar)