BINTAN (HAKA) – Sejumlah orang tua murid keberatan atas keputusan pihak SDN 2 Kijang Bintan Timur (Bintim), yang menghentikan proses belajar mengajar di semua kelas, pada Kamis (5/9/2024) lalu.
Seorang orang tua murid, berinisial Li mengungkapkan kekesalannya lantaran pihak sekolah memutuskan untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar sekolah itu, demi mementingkan ekstrakulikuler seni drumband dan lainnya di Kawasan Wisata Lagoi Bay Bintan.
“Kami minta agar dinas pendidikan bersikap atas kejadian ini,” ucapnya kepada hariankepri.com, Sabtu (7/9/2024).
Ia mengatakan, pihak sekolah SDN 2 Bintim, membawa sekitar 100 pelajar beserta para guru dalam kegiatan pengembangan talenta satuan pendidikan melalui kemitraan di bidang kesenian tersebut ke Lagoi Bay.
“Anak-anak SDN 2 Bintim yang ikut kegiatan itu mulai dari kelas 1 sampai kelas 6, yang didampingi guru-guru mereka. Dan sebagian besar pelajar yang tidak ikut kegiatan diliburkan,” ucapnya.
Ia menegaskan, keputusan sekolah itu menyalahi aturan standar pendidikan nasional. Artinya, pembelajaran tatap muka antara guru dan pelajar di sekolah lebih penting untuk peningkatan pengetahuan anak-anak.
“Seharusnya, sekolah mementingkan proses belajar mengajar di kelas. Padahal mempelajaran di internal sekolah adalah wajib. Bukan mementingkan kegiatan di luar sekolah itu,” ucapnya.
Dia mewakili orang tua murid lainnya berharap, kepada pihak pengelola SDN 2 Bintim agar tidak mengorbankan anak-anak untuk mendapatkan mata pelajaran di sekolah.
“Kami minta pihak Pemkab Bintan agar mengevaluasi kepala sekolah dan guru-guru SDN 02 Bintim,” imbuhnya.
Ia menerangkan, bahwa surat dari SDN 2 Bintim yang ditandatangani Kepala sekolah, Nalser Hilal untuk orang murid, tentang izin mengikuti pengembangan talenta kesenian itu, tidak ada tembusan ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bintan.
“Saya tidak memberikan izin ke anak saya untuk ikut kegiatan itu karena masih jam belajar sekolah. Bahkan saya mendukung 100 persen, asalkan kegiatan ekstrakulikuler tidak mengganggu waktu belajar mengajar di dalam sekolah,” tutupnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pendidikan Bintan Nafriyon, pihak sekolah tidak meliburkan anak-anak sekolah, namun guru-guru memberikan tugas kepada murid untuk belajar di rumah. Bahkan kata dia, itu dibenarkan secara aturan.
“Ada sekitar 100 anak dibawa untuk ikut lomba-lomba gitu terkait ajang bakat anak sekolah di Lagoi,” tuturnya.
Kegiatan ekstrakulikuler itu, sambung Nafriyon, pihak sekolah telah melayangkan surat permohonan persetujuan ke orang tua murid dan ke Dinas Pendidikan Bintan, mengenai kegiatan itu.
“Jadi kami sudah izinkan pihak sekolah untuk ikut kegiatan peningkatan bakat anak-sekolah itu,” imbuhnya dengan singkat. (rul)