TANJUNGPINANG (HAKA) – Dalam sepekan terakhir, beredar isu di media sosial jika, Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2021 Provinsi Kepri mengalami defisit hingga Rp 500 miliar.
Padahal APBD Provinsi Kepri tahun anggaran 2021 ini, yang sebesar Rp3.986 triliun, mengalami kenaikan sebesar Rp 29 miliar atau 0,7 persen dibandingkan tahun 2020.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kepri, TS Arif Fadillah ketika dimintai komentarnya, mengatakan, bila hingga saat ini pihaknya belum dapat memastikan angka defisit APBD Kepri.
Karena kata Arif, untuk memastikan nominal defisit anggaran, baru dapat diketahui di akhir tahun anggaran.
“Kita belum dapat memastikan masih dalam pembahasan dan hitung hitungan. Namun saat ini, Alhamdullah masih normal-normal saja,” katanya, Selasa (23/3/2021) kemarin.
Ketika disinggung soal, gaji PTT dan THL yang saat ini menurut salah satu stafsus Gubernur Kepri membebani APBD?. Arif menyebut, jika pengalokasian gaji para PTT dan THL maupun belanja rutin, sudah sesuai dengan perhitungan yang berdasarkan pendapatan.
“Jadi, kalau cerita berat itukan tergantung kita menanggapi, yang penting terjaga jangan sampai belanja rutin itu lebih dari 50 persen. Kalau ditanya beban, semua pun beban, beli pena pun beban. Karena semua kan keluar duit, namun tetap ada aturannya,” paparnya. (kar)