LINGGA (HAKA) – Staf Ahli Mentan Bidang Investasi Pertanian, Syukur Iwantoro, terkaget-kaget saat berkunjung ke Desa Sungai Besar, Lingga Utara, Kabupaten Lingga, Senin (27/2/2017). Kaget melihat padi organik yang baru sekitar lima bulan lalu diminta Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, kini sudah dipanen.
Ada sekitar 34 hektare sawah yang ditanami padi organik, dan sekitar 5 hektare diantaranya siap dipanen. Sisanya, diatur panen setiap bulan sekali. Setiap hektare menghasilkan gabah sekitar 3 ton, masih di bawah target sekitar 5 ton – 8 ton per hektare. Meski demikian, keberhasilan panen itu tetap dinilai sebagai pencapaian yang luar biasa.
Menurut Syukur, Menteri Pertanian (Mentan) RI, Andi Amran Sulaiman memberikan apresiasi yang tinggi atas keberhasilan petani di Desa Sungai Besar, yang sudah berhasil panen perdana padi organik. Sukses panen padi organik yang dicapai petani di Lingga tersebut.
“Ini patut diacungi jempol. Ini capaian yang luar biasa. Pak Mentan tentu memberi apresiasi yang tinggi atas kerja keras petani ini,” kata Staf Ahli Mentan Bidang Investasi Pertanian, Syukur Iwantoro saat menghadiri panen perdana padi organik di Desa Sungai Besar, Lingga, Senin (27/2/2017).
Bupati Lingga, Alias Wello yang ikut mendampingi Staf Ahli Mentan tersebut, tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. Ia terlihat semringah. Karena, berhasil menjalankan arahan Mentan agar Kabupaten Lingga fokus memproduksi padi organik.
“Alhamdulillah, hari ini komitmen kita sama Pak Mentan, agar Lingga fokus pada pertanian organik sudah berhasil kita buktikan. Ini pertanda bahwa tidak ada yang mustahil sepanjang kita ada kemauan dan kerja keras,” kata Alias bersemangat.
Sementara itu, Pimpinan Proyek Percontohan Sawah Organik di Desa Sungai Besar, Ady Indra Pawennari mengatakan, sedikitnya ada 34 hektare sawah yang dipersiapkan ditanami padi organik. Namun, baru 5 hektare yang padinya bisa panen.
“Hari ini baru panen 5 hektare, masih ada sekitar 29 hektare lagi menunggu masa panen. Kami buat bertahap, satu bulan ke depan sudah panen lagi,” ungkap Ady.
Menurut pria peraih anugerah Pahlawan Inovasi Teknologi tahun 2015 itu, faktor yang paling dominan mempengaruhi hasil panen padi organik di Lingga adalah permasalahan hama penggerek batang dan walang sangit.
“Saat padi diserang hama, kami tidak melakukan upaya apapun, mengingat ini jenis tanaman organik. Kami belum temukan cara yang tepat untuk mengendalikannya,” ungkapnya.
Kendala hama tersebut, lanjut Ady, telah disampaikan langsung kepada Staf Ahli Mentan RI, Syukur Iwantoro.
“Sepulangnya nanti, beliau akan segera mengumpulkan para ahli pengendalian hama tanaman, guna mencarikan formulasi yang tepat untuk direrapkan di sawah organik Kabupaten Lingga,” tutupnya. (hsr)