JAKARTA (HAKA) – Lingkaran Survai Indonesia (LSI) Denny JA memprediksi pada Pemilu 2019 mendatang, hanya tiga partai politik (parpol) yang berpeluang menjadi pemenang dalam pesta demokrasi lima tahunan tersebut. Ketiga parpol tersebut yakni, PDI Perjuangan, Partai Golkar, dan Partai Gerindra.
“Saat ini hanya PDI P, Golkar, dan Gerindra yang paling potensial menjadi pemenang Pileg 2019,” sebut Denny JA dalam rilisnya yang diterima hariankepri.com, Kamis (26/7/2018).
Dari ketiga parpol tersebut, PDI Perjuangan diprediksi kembali akan menjadi pemenang dalam Pileg tahun 2019 dengan persentase 22.1 persen, diikuti Partai Golkar dengan persentase 15.8 persen, dan Partai Gerindra 15.2 persen.
Sementara itu, LSI Denny JA juga memprediksi 4 parpol yang pada Pileg 2019 nanti akan berada di peringkat menengah atau divisi dua. Ke empat partai tersebut yakni PKB dengan persentase 7.2 persen, Partai Demokrat 5.4 persen, dan ditempat terakhir PKS dengan perolehan 4.2 persen.
Dalam survei yang menggunakan metode multistage random sampling itu, LSI Denny JA juga merilis parpol yang diprediksi akan menempati divisi ketiga. Parpol tersebut yakni PPP dengan persentase sebanyak 3.8 persen, Perindo 3.1 persen, Partai NasDem 3 persen, dan PAN 2.1 persen.
Pada survei itu, LSI Denny JA menempatkan enam parpol sebagai partai gurem pada Pileg 2019 mendatang.
Ke enam partai tersebut yakni PSI dengan perolehan 0.6 persen, Partai Garuda 0.4 persen, Partai Hanura 0.2 persen, PBB 0.1 persen, PKPI 0.1 persen, dan Partai Berkarya 0.1 persen.
Ia memprediksi, meskipun perolehan suara ke enam parpol itu sudah ditambah margin of error (tingkat kesalahan) sebanyak 2.8 persen, namun dapat dipastikan ke enam parpol tersebut tidak akan lolos Parliamentary Treshold (PT) 4 persen, sebagai syarat untuk menempati Senayan.
“Meskipun sisa swing voters (pemilih yang berpindah partai) masih 16.6 persen. Tanpa usaha ekstra 6 parpol ini tak akan lolos PT di Pemilu 2019,” kata pria pemegang rekor 13 kali memprediksi survei dan selalu terbukti itu.
Survei yang dimulai sejak (29/6/2018) dan berakhir pada (5/7/2018) itu, melibatkan 1.200 responden, dengan sistem wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Adapun margin of error dalam survei ini sekitar 2.9 persen.
Survei ini juga dilengkapi dengan Forum Diskusi Grup (FGD), analisis media, serta dengan metode indepht interview.
“Dalam survei ini semua pemilih di Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi responden,” sebutnya.(kar)