TANJUNGPINANG (HAKA) – Pembangunan konstruksi Jembatan Batam-Bintan (Babin) ditargetkan sudah terealisasi pada 2021 mendatang.
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IV Jambi-Kepri Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Budi Harimawan Semihardjo menyampaikan, untuk merealisasikan hal itu, pihaknya kini tengah menggesa revisi Fisibility Study (FS), pembangunan jembatan tersebut.
Apabila FS itu rampung tahun ini. Dipastikan pada 2020 pihaknya sudah akan melelang pengerjaan Detail Enginering Desain (DED) jembatan tersebut.
Bila seluruh prosesnya lancar, pada 2021 sudah akan dimulai pekerjaan konstruksi pembangunan jembatan, yang akan menyambungkan Pulau Batam dan Pulau Bintan itu.
“Secara tahapan seperti itu. Tapi itu (pembangunan konstruksi) tergantung dari rekomendasi FS dan skema pendanaan,” ujarnya saat dihubungi, Senin (8/7/2019) malam.
Lebih lanjut ia memaparkan, proses penyusunan FS Jembatan Babin, merupakan salah satu implementasi konsep program pembangunan Jembatan Babin yang tertuang dalam dokumen teknokratik RPJMN 2020-2024 yang diterbitkan oleh Bappenas.
Saat ini lanjutnya, Direktorat PJJ Kementerian PUPR tengah mempelajari FS Jembatan Babin, yang telah diterbitkan pada 2005 dan 2010 lalu.
Tujuan direvisinya FS, untuk melihat opsi perbandingan efisiensi antara rute lama dan rute baru.
“Jadi saya pikir memang masih sejalan (dengan RPJMN). Karena proses pembangunan kan selalu dimulai dari readiness (kesiapan,red),” sebutnya.
Sebelumnya, diberitakan rencana pembangunan Jembatan Babin masuk dalam program integrasi pembangunan wilayah Batam-Bintan kategori mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan menjamin pemerataan. Program itu tertuang dalam dokumen teknokratik yang disusun oleh Bappenas.(kar)