NATUNA (HAKA) – Kondisi Kabupaten Natuna yang terdiri dari berbagai kepulauan, menjadikan sarana transportasi laut sebagai hal yang sangat penting. Terutama bagi kegiatan siswa yang akan berangkat ke sekolah.
Kondisi seperti ini terlihat di Kecamatan Pulau Tiga dan Pulau Tiga Barat. Kecamatan yang berada di depan Selat Lampa ini dibatasi selat. Untuk menjangkau sekolah mereka, para siswa harus menggunakan transportasi laut seperti pompong.
Selain Kecamatan Pulau Tiga, Kecamatan Serasan dan Subi juga menjadi fokus bantuan sarana transportasi siswa. Mengingat, masih ada pulau yang belum memiliki bangunan SLTP dan SLTA.
Kabupaten Natuna sendiri melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna pada Tahun Anggaran 2021 ini, telah menganggarkan kembali untuk Belanja Sarana Transportasi Laut.
Sedikitnya ada 8 desa, yang menjadi sasaran program ini. Yaitu, Desa Teluk Labuh, Desa Kerdau, Kecamatan Pulau Tiga Barat, Desa Setumuk, Desa Tanjung Batang, Desa Batu Berian, Desa Sededap, Desa Serantas dan Desa Sabang Mawang.
Belanja transportasi laut bagi siswa tersebut dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Natuna, Suherman.
Menurutnya keberadaan transportasi siswa masih sangat diperlukan mengingat, kondisi Natuna yang tidak semuanya daratan.
“Kami menilai program ini masih sangat dibutuhkan, terutama di daerah yang gedung sekolah lanjutannya belum ada,” ujarnya.
Ia menambahkan, untuk saat ini memang hanya belanja transportasi siswa bagi angkutan laut saja yang dibantu. Sebelumnya memang angkutan darat di beberapa daerah juga dibantu oleh pemerintah.
“Mengingat kondisi kemampuan daerah, untung angkutan darat tidak lagi kita bantu, namun sarana bus sekolah untuk wilayah bunguran tetap ada,” terangnya.
Sementara itu Wakil Bupati Natuna, Ngesti Yuni Suprapti menambahkan, keberadaan bantuan transportasi laut bagi siswa di beberapa daerah masih sangat diperlukan, mengingat ada beberapa daerah di Natuna jauh dari sekolah lanjutan.
“Kerdau di Subi terjadang kalau air surut siswa justru harus jalan dulu ke laut untuk sampai di pompong, kalau tidak mereka harus berangkat subuh-subuh saat air masih pasang,” ujarnya.
Upaya bantuan ini diberikan, menurut Ngesti untuk memberi rasa keadilan bagi seluruh siswa, supaya mereka dapat berangkat sekolah karena belum semua daerah memiliki sekolah lanjutan.
Ngesti berharap kepada para pengelola sarana transportasi siswa supaya memperhatikan keselamatan, dan setiap pompong dilengkapi dengan alat keselamatan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
“Saya minta Disdik melakukan pengecekan secara berkala terhadap sarana transportasi siswa tersebut, termasuk alat keselamatan yang mereka miliki,” pungkasnya. (dan)