
TANJUNGPINANG (HAKA) – Wakil Ketua II DPRD Kota Tanjungpinang Syarifah Elvyzana mengatakan, akan memanggil manajemen PT PLN Tanjungpinang, untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP).
Menurutnya, RDP dilakukan untuk membahas nasib Diyantri Wibowo, korban kecelakaan lalulintas akibat tersangkut kabel PLN di Jalan Sei Carang beberapa tahun silam.
Diketahui, dalam masalah tersebut, orang tua korban Nurhayati meminta PT PLN untuk bertanggung jawab atas peristiwa naas yang dialami anaknya.
“Saya juga dengar keluhan dari Bu Wati. Ia ingin menemui pihak PLN,” ujar Syarifah kepada awak media, kemarin.
Ia mengaku, saat ini tidak ada komunikasi yang baik antara keluarga korban dengan PLN. Bahkan dirinya berusaha menjembatani kesulitan berkomunikasi dengan pihak PLN meskipun hanya untuk membuat janji bertemu.
“Atas izin ketua, saya disarankan hadir langsung ke PLN. Pas datang di Jumat (14/2/2025) ternyata memang tidak ada tanggapan,” katanya.
Bahkan komunikasi atau janji bertemu itu juga tak kunjung terealisasi meskipun ia telah bertemu dengan staf yang mengaku sekretaris general manager PLN.
“Yang temui kami sekretaris pribadi. Tapi tak bisa komunikasi langsung. Saya bukan mau minta kompensasi,” tegasnya.
Ia menambahkan, nantinya DPRD akan menyurati langsung dan memanggil pimpinan PLN Tanjungpinang untuk RDP. “Saya segera kita lakukan RDP. Kita akan panggil sudah seizin ketua,” imbuhnya.
Sebelumnya, orang tua korban Nurhayati menyampaikan, anaknya Diyantri Wibowo merupakan korban kecelakaan lalulintas, yang diduga disebabkan kabel PLN di Jalan Sungai Carang.
Kabel yang terjuntai itu menjerat kepala anaknya, sehingga korban terjatuh dan mengalami luka parah. “Kaki dan tangan sebelah kanan patah, sampai diobati ke laur daerah. Biaya pengobatan juga pakai uang sendiri,” ujarnya kepada Hariankepri.com, Jumat (14/2/2025).
Ia menyebutkan, anaknya sempat diberikan pekerjaan oleh PLN Tanjungpinang, dengan dititipkan ke pihak ketiga. Kendati begitu pekerjaan tersebut tidak bertahan lama, setelah lima bulan langsung dipecat.
“Lalu malah diberhentikan sebelah pihak, bahkan satu bulan sempat tidak digaji,” sebutnya.
Sehingga ia pun datang ke Kantor PLN Tanjungpinang untuk mempertanyakan hal tersebut. Padahal, sebelumnya PLN telah berjanji memberikan pekerjaan kepada anaknya, sebagai ganti rugi kecelakaan akibat kabel PLN. (sah)