Site icon Harian Kepri

Tanjungpinang, Destinasi Wisata yang Kental dengan Kebudayaan Melayu dan Tiongkok

Wisatawan ketika berkunjung ke Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Sebagai Ibu Kota Provinsi Kepri, Tanjungpinang ditetapkan sebagai salah satu kluster pariwisata dari 3 klaster lainnya melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 1 Tahun 2024.

Kepada hariankepri.com, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Guntur Sakti, menjelaskan, dengan terbitnya Perpres tersebut, maka kebijakan dan strategi pembangunan pariwisata di Kawasan BBK dan Tanjungpinang, diarahkan berbasis keunggulan komperatif, dan keunggulan kompetitif di masing-masing wilayah.

“Seperti Batam tema pariwisata yang ditetapkan wisata belanja, pantai, resort, event, MICE, jasa kesehatan, dan heritage yang dalam hal ini di kawasan Camp Vietman Pulau Galang,” jelasnya.

Sedangkan, untuk Karimun, lanjut Guntur, tema pariwisata yang ditetapkan yakni wisata pantai dan heritage, Bintan ekowisata, pantai, resort, wisata olahraga, event, dan MICE.

“Untuk Tanjungpinang tema wisata yang ditetapkan yakni, wisata heritage yang meliputi Melayu dan Tiongkok, wisata budaya, wisata kuliner dan event,” paparnya.

Berikut ini destinasi wisata di Kota Tanjungpinang yang tak boleh dilewatkan oleh para traveler.

1. Pulau Penyengat

Penambang bentor Pulau Penyengat saat menunggu pelanggan di halaman Balai Kelurahan Penyengat, Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, Senin (9/10/2023)-f/zulfikar-hariankepri.com

“Ada pribahasa, Belum ke Tanjungpinang Kalau Belum Berkunjung ke Pulau Penyengat”. Pulau Penyengat berjarak kurang lebih 2 kilometer dari pusat kota Tanjungpinang.

Untuk sampai di Pulau ini, pengunjung menggunakan pompong dari pelabuhan pelantar Penyengat di Tanjungpinang. Adapun kekhasan Pulau Penyengat adalah bangunan bersejarah di pulau itu, yang dibangun oleh masyarakat pribumi pada masanya. Hal ini berbeda dengan di tempat lain yang kebanyakan dibangun oleh pihak kolonial.

Kemudian, Pulau Penyengat juga menjadi satu-satunya pulau di dunia yang menjadi mas kawin dari Sultan Mahmud Riayat Syah III, raja terakhir dari Kesultanan Melaka ketika mempersunting Engku Raja Hamidah pada 1801 M.

Kekhasan lain dari pulau yang luasnya sekitar 1,7 kilometer persegi itu, menjadi pulau terkecil di dunia yang pernah dijadikan pusat Pemerintahan Kerajaan Riau, Lingga, Johor dan Pahang. Pulau Penyengat juga merupakan gerbang peradaban Melayu pada abad ke-19.

Keistimewaan terakhir dari Pulau Penyengat adalah, pulau ini merupakan pusat pengembangan bahasa Melayu. Sehingga menjadi bahasa nasional Indonesia.

Kini, Pulau Penyengat pun terus dibenahi oleh pemerintah provinsi Kepri dengan beberapa kali revitalisasi sehingga menjadi lebih memesona dengan tetap menjaga keaslian budaya dan peninggalan sejarah di pulau tersebut.

2. Patung Seribu Wajah

Para pengunjung saat berkeliling di dalam patung seribu -f/dian-hariankepri.com

Vihara Ksitigarbha Bodhisattva atau dikenal Patung Seribu Wajah, adalah salah satu Destinasi Wisata Religi, terletak di Jalan Asia Afrika Batu 14, Kota Tanjungpinang.

Destinasi Wisata Patung Seribu selain menjadi tempat wisatawan berswafoto, sekaligus menjadi tempat beribadah untuk yang beragama budha.

Untuk ke lokasi, bisa menggunakan motor atau mobil pribadi, bahkan ojek online juga bisa. Rutenya pun tidak jauh. Sekitar 30 menit atau 14 Kilometer dari Pelabuhan Sribntan Pura (SbP) Tanjungpinang.

3. Pagoda Sata-Sahasra Buddha

Pagoda Sata-Sahasra Buddha yang terletak di Komplek Vihara Avalokitesvara Graha di Km 14, Kota Tanjungpinang-f/zulfikar-hariankepri.com

Terletak di Komplek Vihara Avalokitesvara Graha, Km 14, Kota Tanjungpinang, Pagoda Sata-Sahasra Buddha, merupakan pagoda tertinggi di Indonesia yang mencapai 46,80 meter.

Rekor tersebut telah tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI), yang penyerahannya itu dilakukan pada saat peresmian pagoda itu pada, Sabtu (8/7/2023) lalu.

Pagoda yang dibangun dilahan seluas 10 hektar itu, juga mencatatkan rekor lain, yakni, sebagai pagoda dengan pemasangan keramik motif Budha terbanyak, yaitu sebanyak 20.708 keping.

Keramik motif Budha berwarna hijau muda itu, terpasang mulai dari lantai 1 hingga lantai 9 pagoda tersebut. Keunikan lain dari pagoda ini, yaitu, letaknya yang berada di Komplek Vihara Avalokitesvara Graha yang dipenuhi dengan beragam pepohonan, membuat lokasi ini memiliki banyak spot instagramable.

Peresmian pagoda tertinggi di Indonesia itu, ditandai dengan pemotongan pita oleh Dirjen Bimas Buddha, Supriyadi yang didampingi Sekdaprov Kepri, Adi Prihantara.

4. Kawasan Gurindam 12

Aktivitas pedagang dan pengunjung di Taman Gurindam 12 Tanjungpinang-f/zulfikar-hariankepri.com

Berada di Tepilaut, Kawasan Gurindam 12 Tanjungpinang yang diresmikan pada Februari 2021 lalu, kini menjadi salah satu ikon Tanjungpinang.

Kawasan ini selain menjadi destinasi bagi wisatawan, juga menjadi lokasi berlibur warga Tanjungpinang untuk akhir pekan. Terdapat beragam spot foto yang menarik di Kawasan ini.

Seperti Gedung Gonggong, Tugu Sirih dan pemandangan langsung ke Pulau Penyengat. Di kawasan ini juga sering digunakan untuk perhelatan event-event besar.

Di kawasan ini juga saat ini tengah dibangun Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau dan Gedung Dekranasda Kepri.

5. Kopi Sekanak

Datok Teja Alhab menjelaskan tentang Kopi Sekanak kepada pelanggannya-f/masrun-hariankepri.com

Berkunjung ke Tanjungpinang masih kurang rasanya jika belum mampir di Istana Sekanak, yang berada di sebuah rumah di Jalan Sultan Machmud, Kelurahan Tanjungunggat, Kota Tanjungpinang.

Rumah ini diberi nama Istana Kopi Sekanak Dapoer Melayoe (Dapur Melayu) oleh sang pemilik kedai kopi, Datok Teja Alhabs, yang biasa disapa Datok Teja.
Ia juga merupakan seorang sastrawan, sekaligus dijuluki Presiden Penyair Melayu di Kepri.

Datok Teja mengatakan, sajian kopi di rumah ini, memiliki keunikan tersendiri, jika dibandingkan dengan kedai kopi pada umumnya di Indonesia, yang menawarkan konsep modern.

“Di sini, lebih menawarkan sajian konsep yang sarat dengan kearifan (nilai-nilai) budaya sejarah. Yakni, sepaket kopi Sekanak, yang konon kopinya para raja, pada Kerajaan Melayu di masa silam,” terangnya.

Satu paket kopi Sekanak tersaji ada 2 gelas kopi, secangkir air seri delima, dan segelas air akar tunggal, yang di dalamnya terdapat secancang laut dan secancang darat. Ditambah, kue batang buruk dan kayu manis serta sendok kecil.

Sepaket kopi Sekanak ini, ada berbagai ramuan yang konon berasal dari berbagai bahan serta rempah-rempah darat dan laut.

“Kopi Sekanak ini adalah, diracik dengan sistem rempah-rempah yang menjadi sajian istimewa. Yang dulu pernah ada, dan saat ini kita eksplor kembali berdasarkan informasi maupun catatan-catatan (literatur) sejarah. Kopi ini memiliki kaitan erat nilai-nilai luhur kehidupan masyarakat Melayu,” tutur Datok Teja.

Sejak disajikan tahun 2012 lalu hingga sekarang, banyak para pejabat negara Indonesia, termasuk para Jenderal yang berkunjung, untuk merasakan jamuan kopi Sekanak yang bernuansa sejarah ini.

Bukan hanya di Indonesia, banyak juga warga negara lain seperti Malaysia, Singapura datang mencicipi kopi Sekanak, sekaligus mereka mengetahui serta memahami nilai-nilai budi pekerti saat para Raja tengah menikmati kopi waktu itu.

Selain destinasi-destinasi tadi, Kota Tanjungpinang juga terkenal dengan kuliner seafood khas melayu. Terdapat banyak pilihan restoran. Seperti Rumah Makan Sarbana, RM Madong, RM Seafood Sei Nam dan beberapa Rumah Makan Seafood di Pulau Dompak.

Jangan heran juga jika di sepanjang jalan di Ibu Kota ini juga terdapat berbagai pilihan tempat nongkrong, mulai dari kedai kopi biasa hingga cafe yang menyajikan beragam kopi tentunya dengan fasilitas wifi gratis. (arp)

Exit mobile version