Site icon Harian Kepri

Terpilih Aklamasi, Raja Hery Jadi Ketua Funakoshi Kepri

Ketua Funakoshi Kepri, Raja Hery Mokhrizal bersama Ketua KONI Kepri, Usep RS dalam Musda Funakoshi Kepri, Sabtu (11/2/2023)-f/istimewa-funakoshi

BATAM (HAKA) – Plt Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Provinsi Kepri, Raja Hery Mokhrizal terpilih secara aklamasi, sebagai Ketua Funakoshi dalam Musda Funakoshi Karate-Do Kepri di Kantor Dinas Pariwisata Kepri, Komplek Khazanah Sukajadi, Kota Batam, Sabtu (11/2/2023).

Hery menyampaikan, bahwa Funakoshi merupakan perguruan karate lawas, yang masih terus eksis dan aktif hingga kini di Indonesia.

“Untuk di Kepri keberadaan perguruan Karate Funakoshi sudah lima tahun dan sudah berkembang,” katanya.

Menurutnya, funakoshi mempunyai teknik yang paling kompleks, karena bisa mengadaptasi dengan baik, gaya karate ortodok dan modern antara karate bela diri dan sport karate.

“Bahkan sekarang sudah berkembang menjadi sport tourism,” jelasnya.

Saat ini sambungnya, anggota Funakoshi di Kepri jumlahnya sudah mencapai ratusan orang. Selain itu, 23 perguruan Funakoshi di Kepri juga sudah terdaftar di Pengprov PORKO Kepri.

“Salah satunya adalah Go Shin Jutsu Funakoshi Karate-do,” pungkasnya.

Ketua KONI Kepri Usep RS, mengapresiasi diselenggarakannya Musda Funakoshi-Karate-Do Kepri. Harapannya, Funakoshi memunculkan regenerasi terhadap anak-anak di karate dan dapat meloloskan atletnya di Pekan Olahraga Nasional Aceh-Sumatra 2024

“Kualitas dan kuantitas kinerja menjadi perhatian ke depan. Harapan saya, kebersamaan yang ada di pengprov Forki Kepri bisa terus berjalan dengan baik,” harapnya.

Sementara itu, Arjun yang mewakili Pengprov PORKI Kepri, menyampaikan sangat menyambut baik diadakan musda Funakoshi-Karate-Do Kepri.

“Kami sangat bangga dengan diadakan musda Funakoshi ini,” ucapnya.

Sebagai informasi, olahraga karate adalah pembinaan mental dan fisik olahraga beladiri Karate Funakoshi didirikan oleh Alm. Sensei Soegijat Baba di Malang 18 Februari 1967.

Di masa mudanya Soegijat Baba adalah anak muda yang berani dan gemar berkelahi, namun sering menderita kekalahan karena tidak punya bela diri yang cukup.

Melihat hal itu orang tua Soegijat Baba mengirim anak mereka ke Jepang untuk belajar. Sekembalinya ke tanah air beberapa tahun kemudian, Soegijat Baba mulai mengembangkan karatenya. Dojo pertamanya berdiri di salah satu sudut pecinan Kota Malang.(kar)

Exit mobile version