TANJUNGPINANG (HAKA) – Kenaikan harga yang membuat tiket pesawat mahal, serta penerapan bagasi berbayar oleh maskapai penerbangan, membuat Dinas Pariwisata (Dispar) Kepri cemas. Pasalnya, ini dikhawatirkan berdampak pada target kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kepri Buralimar menyampaikan, akibat kenaikan harga tiket, dan penerapan bagasi berbayar, membuat jumlah kunjungan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara (wisnus) atau turis lokal yang berkunjung ke Kepri menurun.
“Untuk saat ini data agen travel mencatat, sudah ada pembatalan keberangkan ke Kepri sebesar 60 persen, akibat hal tersebut,” ujarnya yang ditemui di Kantor Dispar Provinsi Kepri, Pulau Dompak, Kamis (21/3/2019).
Ia menyebut, jika tidak ada solusi dari persoalan ini, dampaknya target kunjungan wisatawan yang ditetapkan Kementerian Pariwisata untuk Provinsi Kepri tidak dapat tercapai.
“Tetapi kita tidak boleh putus asa, kita harus tetap yakin (target) dapat tercapai,” sebutnya.
Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan ini, pihaknya dan industri pariwisata di Kepri telah mencoba menyarankan pemerintah pusat, agar menambah maskapai penerbangan domestik ke Provinsi Kepri.
“Karena mereka (perusahaan travel) sangat merasakan dampak dari harga tiket yang tinggi,” katanya.
Menurutnya, apabila ada penambahan perusahaan penerbangan misalnya Air Asia, ia memprediksi harga tiket pesawat khususnya domestik akan turun.
Salah satu yang membuat tingginya harga tiket saat ini, karena adanya monopoli antara dua perusahaan penerbangan yang ada sekarang, yakni Garuda dan Lion Air Group.
“Kalau ada tambahan perusahaan penerbangan lain, kemungkinan itu sebagai kompetitor sehingga menurunkan harga tiket dan tidak ada lagi monopoli,” jelasnya.(kar)