TANJUNGPINANG (HAKA)- Meski sudah pernah terjadi tragedi besar, yakni tenggelamnya kapal penyeberangan ke Pulau Penyengat Tanjungpinang beberapa bulan yang lalu, belum memuat para tekong maupun penumpang pompong ke antarpulau waspada dan jera.
Masih banyak penumpang khususnya yang ke Kampung Bugis yang tidak memakai life jacket.
Seperti salah satu penumpang, Ardi menyampaikan, dirinya tak mau memakai life jacket dikarenakan jarak tempuhnya cuma dekat, dan juga masih banyaknya kapal-kapal yang berlabuh didaerah sekitar ini.
“Ya, selain dekat jaraknya, masih banyak kapal yang berdekatan diperairan ini, kalau ada apa apakan bisa mintak tolong. Tetapi kalau angin kuat sekali ya, terpaksa kita memakainya,”katanya.
Terkait hal itu, salah satu Tekong Pompong Acok Menyampaikan, selain kurangnya kesadaraan penumpang yang mau memakai life jacket. Namun ada juga menyebabkan beberapa hal yang menyebabkan penumpang tidak memakainya, yakni kurangnya jumlah life jacket.
Setaunya, bantuan yang diberikan life jacket di Pelantar II ini hanya sekitar 20 unit, sedangkan untuk jumlah seluruh tekong pompong yang ada ada 40 orang. Belum lagi para penumpangnya.
“Pasti kurang lah bang, kalau hanya 20 hanya tekong nya saja yang bisa memakainya,” ujarnya kepada hariankepri.com.
Bukan hanya itu saja, dalam beberapa hari ini, life jacket yang biasanya digantung diatas pinggir pagar pelantar sekarang sudah tidak terlihat lagi kemana perginya.
Untuk itu dirinya juga mengharapkan, agar pemerintah supaya bisa menambah perlengkapan life jacket, dan juga adanya penjaga dan pemantau life jacket itu. (zul)