Site icon Harian Kepri

Urusan Pokcai Pun Warga Ini Mau Kelahi

Pokcai alat penyebrangan warga Bintan

BINTAN (HAKA)-Pertemuan yang membahas tarif dan jadwal penyeberangan pokcai di Desa Pengujan, Kecamatan Telukbintan, Sabtu (21/1) lalu, berlangsung ricuh.

Pasalnya, massa pendukung pengusaha pokcai meminta agar jadwal penyeberangan diatur ulang per dua hari, sedangkan massa yang mendukung Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) meminta agar pengusaha menerima keputusan pemerintah desa bersama masyarakat bahwa pokcai BUMDes akan terus beroperasi 24 jam setiap hari.

Hadir dalam pertemuan itu, Camat Telukbintan Asun Aini didampingi Sekcamnya, Siti Zainah dan Kades Pengujan Zulfitri. Dari Polsek Telukbintan diwakilkan Kanit Bimas Aiptu Masudi dan Bhabinkamtibmas Desa Pengujan.

Sebelum pertemuan dimulai, seorang massa pendukung dari pihak BUMDes menolak dilakukan pertemuan saat itu. Karena, sudah beberapa kali dilakukan pertemuan, hasilnya selalu dipermasalahkan pihak pengusaha pokcai.

Padahal, sudah jelas kehadiran pokcai BUMDes yang tarifnya lebih murah dan beroperasi 24 jam, membantu masyarakat. Suasana memanas, ketika Zamzam pengusaha pokcai menyampaikan bahwa segala operasional mereka ditanggung pribadi, termasuk jika terjadi kerusakan dan gaji pekerja, sedangkan pokcai BUMDes dibantu anggaran pemerintah.

”Kalau tarif sudahlah kami mengalah, tapi kalau jadwal. Kami usulkan per dua hari bergantian, misal hari ini pokcai saya, besok pokcai Bang Ramli dan dua hari kemudian pokcai BUMDes,” katanya.

Zamzam juga menyampaikan, seperti ada diskriminasi terhadap pokcai-pokcai miliknya.

”Lihat video yang saya rekam ini, ada mobil yang tidak mau naik pokcai saya, padahal pokcai saya kosong. Mereka menunggu pokcai milik BUMDes. Malah, ada orang luar desa yang mau berobat diminta untuk tidak naik pokcai kami, ini kan sudah mematikan usaha kami,” katanya.

Tapi, jumlah massa pendukung BUMDes jauh lebih banyak dibandingkan massa pendukung pengusaha pokcai. Akhirnya diambil voting, dan yang dominan saat itu adalah massa pendukung BUMDes.

Camat Telukbintan Asun Aini menyampaikan, keputusannya tetap sama. Dijelaskannya, tarif penyeberangan pokcai BUMDes tetap Rp 6 ribu (PP), dan pokcai milik BUMDes akan beroperasi 24 jam setiap hari.

Sementara itu, pengusaha pokcai Desa Pengujan, Telukbintan merasa tidak puas atas hasil musyarawah yang dimediasi pihak Pemerintah Kecamatan Telukbintan dan Pemerintah Desa Pengujan di Gedung Serbaguna Desa Pengujan, Sabtu (21/1) lalu. Mereka menemui camat dan sekcam usai pertemuan itu.

”Kami tetap akan membawa masalah ini ke atas (Pemkab),” kata Zamzam, pengusaha pokcai.

Sementara itu, Ramli, pengusaha lainnya juga mengeluhkan keputusan pemerintah yang seakan mau mematikan usahanya. Ia mengatakan, sudah puluhan tahun mereka menjalankan usaha pokcai di desa. Tapi ketika pokcai BUMDes beroperasi, diakuinya banyak sekali masyarakat yang tidak mau naik pokcainya.

”Kalau harga kami sudah tidak masalah. Warga pasti memilih yang lebih murah, sedangkan kami banyak pertimbangan, karena operasional dan pemeliharaan serta gaji kami tanggung sendiri. Tapi kalaulah bisa diaturlah jadwal penyeberangan, jangan setiap hari,” pintanya saat menemui camat dan sekcam usai pertemuan itu. (dee)

Exit mobile version