BINTAN (HAKA) – Wakil Gubernur Kepri Isdianto, Senin (25/2/2019) meninjau makam tua sebagai cagar budaya, yang berada di area tambang bauksit di Kampung Gizi, Bintan Buyu, Kabupaten Bintan.
Isdianto turun bersama kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Samsuardi, Kepala Inspektorat Kepri Mirza dan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Yeri Suparna.
Isdianto mengaku mendengar kabar adanya situs cagar budaya tersebut dari masyarakat. Dan kehadirannya ke lokasi tersebut, guna memastikan jika situs cagar budaya tersebut tidak terganggu, apalagi sampai tergusur habis karena aktivitas penambangan.
“Ternyata keberadaan cagar budaya ini masih dalam keadaan utuh. Selanjutnya kita akan berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan dan tokoh-tokoh adat setempat guna memastikan keberadaan makam tua ini,” tegasnya.
Pada kesempatan ini Isdianto meninjau lokasi pemakaman tua dimaksud yang hanya ditandai dengan sejumlah batu serta pepohonan. Di pinggir makam tersebut terdapat sebuah plang yang dibikin oleh masyarakat dengan tulisan ‘Makam Timbul 9 Panglime Bintan’.
Adapun 9 nama panglima yang tertulis dalam plang yang dipasang tersebut adalah Tok Marwah Mangse, Tok Sandang Marwah, Tok Mekar Sejagat, Tok Langi Sejagat, Tok Galang Ringgi, Tok Bayu Segare, Tok Langi Segare, Tok Sentani Daun (Panglime Mude) dan Tok Sandang Rangge.
Jika informasi dan data yang di dapat tersebut benar adanya, Wakil Gubernur berharap agar dilokasi makam tersebut segera dilakukan pembenahan.
Dengan demikian, lanjut Isdianto, selain indah, juga akan ada manfaatnya bagi masyarajat dan bagi pemerintah Kabupaten Bintan.
“Sekarang ini kita blm tahu bentuk asli dari makam-makam yang ada. Karena hanya berupa batu dan pepohonan. Selanjutnya kita teliti dulu, baru kemudian kita ambil tindakan selanjutnya,” kata Isdianto.
Isdianto sendiri enggan menanggapi persoalan aktivitas tambang yang beroperasi di area pemakaman tersebut. Dia menegaskan, jika kehadirannya hanya untuk melihat keberadaan situs cagar budaya yang diinformasikan masyarakat setempat tersebut.
“Sementara ini kita fokus masalah makam tua ini saja dulu ya. Masalah lainnya, seperti aktivitas tambang dan lainnya, kita perlu koordinasikan dengan Dinas Pertambangan dan sebagainya,” tukasnya. (red/kar)