NATUNA (HAKA) – Observasi 238 WNI dari Wuhan telah selesai, dan mereka Sabtu (15/2/2020), diberangkatkan dari Natuna ke Jakarta, untuk dipulangkan ke daerahnya masing-masing.
Tepat dua pekan lalu, kedatangan mereka ini pun sempat menuai polemik dan penolakan besar-besaran dari warga tempatan.
Bahkan, kala itu masyarakat menilai, aksi massa yang dilakukan merupakan aksi massa terbesar, yang pernah dilakukan di Natuna.
Aksi penolakan itu, semata-mata bukan karena mereka tidak nasionalisme atau tidak punya sisi kemanusiaan, namun terlebih dari permasalahan terputusnya komunikasi antara pusat dan daerah sehingga masyarakat merasa resah.
Tokoh Masyarakat Natuna, Novain Pribadi saat dihubungi hariankepri.com menyampaikan, bahwa aksi penolakan itu akibat tidak adanya sosialisasi, dan informasi yang mendahului sehingga timbul rasa takut yang luar biasa, dan itu manusiawi.
“Setelah diberikan sosialisasi dan informasi secara perlahan-lahan, rasa takut itupun berangsur-angsur hilang, aksi demo itupun berhenti,” ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Umar Natuna. Dia berharap ke depan, komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah semakin baik.
Umar Natuna juga mendoakan, agar WNI yang telah selesai menjalani observasi di Natuna, tetap sehat dan dapat melanjutkan kembali studinya tanpa hambatan apapun.
“Banyak hikmah dari kejadian ini,” tukasnya. (dan)