TANJUNGPINANG (HAKA) – Bagi seluruh masyarakat Tanjungpinang-Bintan diminta untuk menyiapkan diri, pasalnya mulai tanggal 23 Februari hingga 1 Maret 2019 mendatang, akan ada pemadaman listrik secara bergiliran.
General Manager PLN Area Tanjungpinang, Fauzan mengatakan, pemadaman yang akan dilakukan ini, karena adanya pemeliharaan infrastruktur gas di Sumatera Selatan (Sumsel).
“Sekarang ini kondisinya tidak memungkinkan untuk ditunda pemeliharaannya, akhirnya pemerintah mau tidak mau mengizinkan pemeliharaan, dan dampaknya dari pemeliharaan ini, pasokan gas ke PLN Batam terganggu,” ungkapnya, Rabu (20/2/2019) saat konferensi pers.
Ia menjelaskan, biasanya PLN Batam itu menerima pasokan gas sebanyak 40 BBTUD. Nah, dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini tinggal 14 BBTUD saja, sehingga sangat signifikan menurun.
Padahal, kata dia, pembangkit listrik di Batam itu 70 persen dari gas, mereka (PLN Batam) punya daya pembangkit hampir 500 Megawat lebih.
“Akhirnya PLN Batam itu sampai hari ini masih mencari solusi tambahan gas dari perusahaan lain, dan saya gak tau untuk hasil akhirnya, dan finalisasinya sampai sore ini,” ungkapnya.
Untuk skanerio pemadaman listrik, pihaknya sudah menyiapkan yang paling terburuk itu adalah, pemadaman listrik 3 kali setiap hari dengan durasi 3 jam. Artinya bisa 9 jam sehari.
“Pemadaman tersebut tidak akan terjadi di kantor pelayanan publik seperti rumah sakit, bandara, Airnav dan pelabuhan,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, anggota DPRD Provinsi Kepri, Rudi Chua yang turut hadir dalam pertemuan itu mengatakan, meskipun adanya pemadaman bergilir, ia meminta agar PLN tidak mematikan lampu pada dini hari.
“Kalau dapat jangan dini hari pemadamannya, karena pemadaman jam segitu paling rawan,” ungkapnya.
Selain itu, kata dia, 9 jam pemadaman yang direncanakan PLN itu adalah skenario terburuk.
“Kita mencoba menghitung lagi, dan jangan sampai pemadamannya selama 9 jam per hari. Saya sudah sampaikan, namun PLN masih menunggu keputusan dari hasil rapat yang dilakukan sore nanti,” pungkasnya. (zul)