Site icon Harian Kepri

Waspada, Persediaan Oksigen Rumah Sakit di Kepri Mulai Menipis

RSUD Raja Ahmad Tabib, Kota Tanjungpinang. Saat ini persediaan oksigen di sejumlah rumah sakit mulai menipis seiring dengan tingginya kasus Covid-19 di Provinsi Kepri-f/zulfikar-hariankepri.com

TANJUNGPINANG (HAKA) – Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepri mencatat, jumlah kasus aktif Covid-19 di Provinsi Kepri per Jumat 2 Juli 2021 tembus 4.142 orang.

Jumlah itu bertambah sebanyak 192 orang dibanding hari sebelumnya. Sedangkan total konfirmasi kasus Covid-19 saat ini sudah mencapai 26.790 orang.

Sementara itu, jumlah kasus kematian akibat Covid-19 per 2 Juli 2021 sudah berada diangka 585 orang, bertambah 14 orang dari hari sebelumnya.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Kepri, M Bisri menyampaikan, dari keseluruhan kasus aktif tersebut, sekitar 10 persennya menjalani perawatan di rumah sakit.

“Dari 4 ribu sekian kasus aktif itu, sekitar 400 orang sekarang sedang dirawat di rumah sakit,” katanya, Sabtu (3/7/2021).

Ia mengungkapkan, tingginya kasus aktif di Provinsi Kepri dan warga yang menjalani perawatan karena Covid-19 belakangan ini, mulai berdampak pada menipisnya ketersediaan oksigen di sejumlah rumah sakit rujukan di Provinsi Kepri.

“Sekarang itu kalau oksigen di rumah sakit (persediaannya) sudah mulai berkurang. Makanya sekarang kita pakai tabung. Kalau dipenyedia memang masih ada, tapikan yang namanya penyedia pasti terbatas, apalagi kalau (kasus) naik terus,” paparnya.

Selain itu, jumlah ruang perawatan disejumlah rumah sakit rujukan Covid-19 di Provinsi Kepri juga sudah mulai penuh.

Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya juga telah menambah 1.000 tempat tidur. Serta pihaknya juga tengah melakukan persiapan, untuk membangun rumah sakit darurat di Kota Batam.

“Saya juga sudah minta bantuan tenda untuk dipasang di rumah sakit,” jelasnya.

Menurut Kadiskes Provinsi Kepri ini, tingginya angka kasus positif Covid-19 di Provinsi Kepri belakangan ini, salah satu faktor pemicu terbesarnya, karena masyarakat mulai sering melakukan aktivitas berkumpul dan berkerumun, tanpa menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

“Jadi kita minta jangan keluyuran dulu, jangan ngumpul-ngumpul dulu, jangan duduk di kedai kopi dulu. Kalau mau ngopi, kopinya dibawa pulang dulu. Stay at home, tetap di rumah,” pesannya.(kar)

Exit mobile version