HAKA – Kabupaten Lingga di Kepulauan Riau ternyata mampu menghasilkan beras unggulan. Beras dari lahan pertanian di Lingga itu merupakan hasil program pemerintah dalam mengembangkan pertanian di wilayah-wilayah terpencil dan perbatasan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bahkan membanggakan beras dari Lingga. Beras itu memang hasil dari program Kementan tentang pertanian di daerah terpencil.
“Kami sudah implementasikan. Tadi ada berasnya, beras Lingga,” ujar Amran sembari meminta stafnya mengambil beras itu untuk diperlihatkan kepada wartawan usai pembukaan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di Jakarta, Senin (10/4/2017).
Amran menjelaskan, dahulu wilayah Lingga di Kepri yang berbatasan dengan Singapura tidak pernah mengenal komoditas pangan seperti beras dan bawang. Namun, kini daerah Lingga ternyata bisa menghasilkan beras.
“Sekarang kami sudah diundang untuk panen yang kedua atau ketiga kali,” ujar Amran bangga.
Menurutnya, pembangunan daerah perbatasan menurutnya sudah menjadi komitmen Presiden Joko Widodo. Pemerintah pun menyeriusi sektor pertanian di kawasan perbatasan.
Apalagi, pengembangan pertanian di perbatasan juga memiliki peluang untuk ekspor ke negara tetangga. “Kami upayakan seluruh perbatasan, Kepri menyelesaikan pasar ekspor Singapura, Entikong dengan Malaysia, Belu dan Malaka di NTT menyelesaikan Timor Leste, sampai Papua menyelesaikan Papua Nugini,” jelasnya.
Ady Indra Pawennari, pionir pembukaan lahan persawahan di Lingga, menambahkan Mentan memerintahkan 6 orang profesor , 1 staf ahli, 1 staf khusus. Untuk merumuskan percepatan Lingga jadi lumbung pangan di perbatasan. “Lingga diberi target sudah bisa ekspor beras organik tahun ini,” ujar Ady.
Menjawab pertanyaan mampukah dia menjawab target Mentan itu, Ady, menjawab kesiapannya bersama Bupati Lingga Alias Wello. (red/jpnn.com)