Jakarta – Setelah berbagai varian Mi 5 yang jadi ponsel jagoan Xiaomi selama 2016, kini jagoan asal China itu meluncurkan ponsel flagship anyar, yaitu Mi 6. Seperti apa performa ponsel yang dijual dengan harga mulai USD 360 atau sekitar Rp 4,7 juta ini?
Harus diakui, Xiaomi seperti berusaha keras memberikan tampilan yang mewah pada Mi 6. Dan usaha keras itu terbayar saat melihat dan menggenggam Mi 6, karena ponsel ini benar-benar terasa saat nyaman di tangan, tak sekadar karena materialnya namun juga ukurannya pas di genggaman.
Ketika pertama digenggam, Mi 6 terasa seperti beberapa ponsel flagship Samsung, misalnya Note 7 dan S6. Unit Mi 6 yang diterima detikINET berwarna hitam dan bukan versi keramik, melainkan kaca. Material ini mengkilat, memang terlihat mewah namun akan sering kotor karena menjadi magnet sidik jari penggunanya.
Seluruh bodi Mi 6 terasa seperti terbuat dari kaca, padahal tidak. Bagian pinggir ponsel terbuat dari stainless steel, yang membuatnya terasa kokoh (dan berat) juga dingin. Pada bagian depan terdapat bezel yang cukup tebal, jika dibandingkan dengan kebanyakan ponsel masa kini yang nyaris tak punya bingkai.
Layar 5,15 inchnya dikawal dengan dua bezel besar pada bagian atas dan bawah. Di bagian atas menyimpan speaker, kamera depan dan berbagai sensor seperti proximity sensor. Sementara bagian bawahnya diisi oleh tombol home yang merangkap sensor sidik jari serta dua tombol kapasitif lain.
Oh ya, sensor sidik jari ini sangat cepat dalam mengenali sidik jari pengguna dan kompatibel dengan berbagai aplikasi yang mendukung penggunaan sensor sidik jari. Pasalnya Mi 6 menggunakan OS berbasis Android Nougat yang mendukung penggunaan API Fingerprint.
Jika pabrikan ponsel berlomba-lomba memberikan layar dan resolusi yang makin besar, tak begitu halnya dengan Xiaomi. Mi 6 masih menggunakan layar 5,15 inch dengan resolusi 1080p.
Namun layarnya sama sekali tak berkualitas buruk. Panel IPS yang dipakai Mi 6 bisa menampilkan warna-warna yang memukau, tak seperti panel IPS kebanyakan yang biasanya menghasilkan warna natural.
Mungkin untuk sebagian orang, warna yang dihasilkan layar Mi 6 mempunyai saturasi yang terlalu tinggi, bahkan lebih tinggi ketimbang panel AMOLED. Namun saturasi yang berlebihan ini hanya muncul saat ponsel digunakan di tempat yang sangat terang, agar layarnya tetap bisa terlihat.
Temperatur warna layar Mi 6 juga bisa diatur sesuai preferensi penggunanya. Mulai dari temperatur yang lebih ‘hangat’, atau ‘dingin’ atau yang sedang-sedang saja.
Di sini Mi 6 tampil sangat cemerlang, dengan spesifikasi yang sangat tinggi dan performa benchmark yang menyalip hampir semua perangkat yang ada saat ini. Mi 6 memakai Snapdragon 835 yang dipadukan dengan GPU Adreno 540 dan RAM 6 GB. Ketika dibenchmark dengan sejumlah aplikasi populer, performanya bisa menyalip Galaxy S8.
Namun apalah arti benchmark jika tak nyaman digunakan sehari-hari. Untungnya hasil benchmark tinggi itu diimbangi dengan pengalaman pengguna yang tanpa lag. Perpindahan antara satu aplikasi dengan aplikasi lain sangat lancar, juga bisa melibas game-game berat yang ada saat ini.
Hanya saja terkadang Mi 6 terasa hangat di tangan, yang biasanya diikuti dengan munculnya notifikasi peringatan bahwa suhu ponsel mencapai 45 derajat. Notifikasi ini bisa diatur suhunya, dari 40 sampai 48 derajat, atau dimatikan sepenuhnya seperti yang kami lakukan karena notifikasi ini terlalu sering muncul.
Perlu diingat, ROM yang dipakai di unit review detikINET menggunakan ROM global beta, yaitu MIUI 8.7.4.25, berbeda dengan ketika pertama diterima, di mana masih menggunakan ROM China.
Dan perbedaan ROM ini punya banyak pengaruh pada banyak sektor, seperti performa dan kualitas foto yang dihasilkan. Dan bisa saja pada ROM kami pakai performanya belum maksimal.(detik.com)